Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Operasi Drone di Pakistan Dilakukan Personel AU AS

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Pesawat Drone Amerika. Pakistannewsday.com
Pesawat Drone Amerika. Pakistannewsday.com
Iklan

TEMPO.CO, Washington - Pasukan tetap Angkatan Udara Amerika Serikat yang berbasis di gurun Nevada yang bertanggung jawab dalam pengoperasian serangan pesawat tak berawak badan intelijen AS, Central Intelligence Agency (CIA) di Pakistan. Menurut Guardian edisi 16 April 2014, itulah inti dari film dokumenter baru soal Drone, yang dirilis 15 April 2014.

Film ini -yang dibuat selama tiga tahun- mengidentifikasi unit yang melakukan serangan drone di wilayah kesukuan Pakistan itu sebagai Skuadron Pengintaian ke-17, yang beroperasi dari kompleks di sudut Pangkalan Udara Creech, 45 kilometer dari Las Vegas, di gurun Mojave.

Beberapa mantan operator drone mengklaim bahwa personel konvensional unit angkatan udara -bukan kontraktor sipil- yang menerbangkan drone Predator bersenjata CIA di Pakistan. Serangan drone CIA selama 10 tahun, menurut beberapa perkiraan, telah menewaskan lebih dari 2.400 orang.

Hina Shamsi, direktur Proyek Keamanan Nasional di Serikat Kemerdekaan Sipil AS, mengatakan, informasi baru ini menimbulkan pertanyaan legalitas dan pengawasan atas program itu. "Sebuah alat kekuatan mematikan di mana CIA dan militer reguler berkolaborasi sebagaimana mereka dilaporkan berisiko memperkecil mekanisme checks and balances yang membatasi di mana dan kapan kekuatan mematikan digunakan, dan menggagalkan akuntabilitas demokratis, yang itu tidak dapat berlangsung secara rahasia."

Guardian mengontak Dewan Keamanan Nasional (NSC) Gedung Putih, CIA, dan Departemen Pertahanan AS untuk memberikan komentar soal berita ini pekan lalu. NSC dan CIA menolak berkomentar, sementara Pentagon tidak memberikan tanggapan.

Peran skuadron ini, dan penggunaan personel angkatan udara reguler dalam program pembunuhan bertarget oleh CIA, pertama kali muncul dalam wawancara dengan mantan dua pasukan khusus operator pesawat tak berawak dalam film dokumenter baru berjudul Drone itu.

Brandon Bryant, mantan operator drone Predator AS, mengatakan, ia memutuskan untuk berbicara dalam film itu setelah para pejabat senior dalam pemerintahan Barack Obama memberikan penjelasan tahun lalu yang mengatakan bahwa mereka ingin mengalihkan kontrol program rahasia drone CIA kepada militer.

Bryant mengatakan pernyataan ini tidak jujur karena sudah dikenal luas di kalangan militer bahwa angkatan udara AS sudah terlibat dalam program itu. "Ada kebohongan tersembunyi di dalam kebenaran itu. Dan kebohongannya adalah, selalu angkatan udara yang menerbangkan misi itu. CIA mungkin pelanggannya, tetapi angkatan udara selalu yang menerbangkannya. Label CIA adalah hanya alasan untuk tidak harus menyerahkan informasi apapun (soal program itu)."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengacu pada skuadron ke-17, mantan Operator drone lain, Michael Haas, menambahkan: "Cukup dikenal luas (di antara personel AU AS) bahwa CIA yang mengontrol misi mereka."

Enam mantan operator drone lain yang bekerja bersama dalam unit itu, dan yang memiliki pengetahuan luas tentang program pesawat tak berawak, menguatkan klaim tersebut. Tapi tak satu pun dari mereka siap untuk bicara di depan kamera karena sensitivitas isu tersebut.

Bryant mengatakan pengawasan publik dari program drone sejauh ini difokuskan pada CIA, bukan militer, dan sudah waktunya untuk mengakui peran mereka yang telah melaksanakan misi tersebut.

"Semua orang berbicara tentang CIA di Pakistan, CIA double-tap (dua tembakan pistol dengan urutan cepat), CIA di Yaman, CIA di Somalia. Tapi saya tidak percaya bahwa mereka layak mendapatkan semua pujian untuk program pesawat tak berawak," katanya. "Mereka mungkin yang mengerakkan misi, mengatakan ini targetnya dan ingin mencapainya. (Tapi) Mereka tidak menerbangkannya."

GUARDIAN | ABDUL MANAN

Berita Lainnya
Bluefin Tak Sanggup Jangkau Area Hilangnya MH370
Hannigan, Kepala Baru Badan Intel Inggris GCHQ
Ukraina Rebut Kembali Bandara dari Separatis Rusia
Berlusconi Dihukum Urus Jompo Setahun


 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Guru perempuan Pakistan mencoba senjata laras panjang saat mengikuti latihan selama dua hari oleh polisi di Peshawar Pakistan, 27 Januari 2015. Pakistan telah memberikan izin bagi guru untuk membawa senjata api karena serangan Taliban pada Desember lalu. AP/Mohammad Sajjad
Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.


Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif. REUTERS/Mian Khursheed
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.


Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Maryam, putri Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif terganjal skandal fontgate alias warisan palsu untuk sembunyikan dugaan keterlibatan dalam Panama Papers. News.com.au
Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter


Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Sebanyak 120 orang tewas terbakar akibat tanker minyak terbakar di Bahawalpur. pakistantoday.com.pk
Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.


Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Ilustrasi bom. Boards.ie
Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.


Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Sebanyak 120 orang tewas terbakar akibat tanker minyak terbakar di Bahawalpur. pakistantoday.com.pk
Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.


Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Sxc.hu
Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.


Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Hamza, putra Osama bin Laden. dailymail.co.uk
Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.


India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

Hindraf meminta badan PBB untuk bertindak terhadap Zakir Naik. freemalaysiatoday.com
India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.


Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pasukan anti-teror saat berlatih penanggulangan terorisme di SMA Elizabeth, Peshawar, Pakistan, 2 Februari 2016. Terdapat informasi intelijen 13 militan Taliban dari Afghanistan merencanakan serangan bunuh diri di sekolah-sekolah Pakistan. REUTERS/Fayaz Aziz
Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.