TEMPO.CO, Dili - Ribuan warga Timor Leste hari ini memperingati tragedi yang terjadi pada 12 November 1991, ketika tentara Indonesia menembak kerumunan pemuda di kawasan pekuburan Santa Cruz, Dili. Sekitar 200 orang tewas kala itu, kerangka 186 orang telah ditemukan, tapi kuburan sisa korban sampai sekarang belum ditemukan.
Peringatan yang ke-22, ini didahului dengan misa di Gereja Motael, Misa dipimpin langsung oleh Uskup Dili, Mgr. Alberto Reicardo da Silva. Usai misa, acara dilanjutkan dengan prosesi menuju Pemakaman Santa Cruz.
Baca Juga:
Peristiwa berdarah itu memacu kesadaran komunitas internasional, media, dan aktivis, tentang tragedi yang tengah berlangsung di Timor Leste yang ketika itu masih menjadi bagian dari Indonesia.
Peringatan dihadiri oleh ribuan kaum muda dan para tokoh negara tersebut, seperti Perdana Menteri Timor-Leste Xanana Gusmao beserta pejabat pemerintah lainnya, mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri, mantan Presiden Parlemen Nasional Fransisco Guterres Lu-Olo, dan para waki rakyat di Parlemen. Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak tidak hadir karena sakit.
Komisi Tragedi 12 November terus meminta tolong kepada Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan para pelaku pembunuhan untuk menunjukkan kuburan para korban.
Tragedi itu bermula ketika ribuan kaum muda Timor Leste menabur bunga di Santa Cruz atas kematian Sebastiao da Silva yang terkena tembakan tentara Indonesia pada 8 Oktober 1991. Tapi, aksi berkabung itu disambut dengan rentetan tembakan dari tentara Indonesia. Ratusan orang tewas dan dibuang entah ke mana.
Aksi dalam peringatan tahun ini berbeda dengan aksi pada tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya, para korban menuntut keras digelarnya pengadilan bagi para pelaku Tragedi 12 November. Tetapi, tahun ini Komite 12 November yang dibentuk pada 12 November 2008 tidak menuntut pengadilan bagi para aktor. Mereka hanya meminta tolong kepada para aktor untuk menunjukkan kuburan para korban.
Ketua Komisi, Gregorio Saldanha, mengatakan mereka meminta tolong kepada Indonesia, terutama para pelaku pembunuhan, untuk secara ikhlas menunjukkan mayat-mayat korban yang dibuang waktu itu. Sejauh ini, katanya, baru 186 mayat korban yang telah ditemukan.
JOSE SARITO AMARAL
Berita Terpopuler:
5 Anak Pejabat yang Berurusan dengan Aparat
Ini Kejanggalan Tuduhan Jilbab Hitam pada Tempo
Dituding Peras Mandiri, Ini Jawaban Tempo
Adiguna di Rumah Indriani Sebelum Bertemu Flo
Luthfi Dengar Rumor Akan Digeledah Sebelum Diciduk