TEMPO.CO, Abuja - Sembilan perempuan tenaga medis yang bertugas memberi vaksin polio tewas dalam dua penembakan di pusat kesehatan di Nigeria utara. Dalam serangan pertama di Kano, mereka ditembak oleh orang bersenjata yang melaju dengan kendaraan roda tiga.
Tiga puluh menit kemudian, satu orang bersenjata menyasar klinik di luar Kota Kano saat vaksinasi massal mulai dibuka. Nigeria adalah satu dari tiga negara di mana polio masih merupakan endemik.
Beberapa pemimpin muslim Nigeria sebelumnya telah menentang vaksinasi polio. Mereka mengklaim hal itu bisa menyebabkan ketidaksuburan. Pada hari Kamis, seorang ulama Islam kontroversial berbicara menentang kampanye vaksinasi polio, memberi tahu orang-orang bahwa kasus baru polio disebabkan oleh obat yang terkontaminasi.
Warga menyatakan, serangan pertama juga melukai beberapa orang, yang kini dirawat di rumah sakit setempat. Seorang pejabat kesehatan menyatakan bahwa mereka yang tewas dalam serangan kedua di Hotoro adalah pekerja kesehatan, sementara yang lain menyebutkan, di antara korban ada juga orang tua bocah yang akan divaksinasi.
Analis percaya bahwa serangan dilancarkan oleh militan Boko Haram, walau belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok--yang namanya diterjemahkan sebagai "pendidikan Barat dilarang"--mengatakan mereka berperang untuk menggulingkan pemerintah dan memberlakukan hukum syariah.
Menurut Global Polio Eradication Initiative, ada 121 kasus polio di Nigeria tahun lalu, yang menjadikan negara itu satu di antara tiga besar negara dengan kasus polio terbanyak, bersama Afganistan dan Pakistan.
BBC | TRIP B