TEMPO Interaktif, Tokyo - Menteri Keuangan, Yoshihiko Noda, hampir pasti menjadi Perdana Menteri Jepang menggantikan Naoto Kan. Dia mengalahkan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri, Banri Kaieda, dalam putaran kedua untuk memenangkan pemilihan ketua Partai Demokrat Jepang (DPJ) Senin, 29 Agustus 2011.
Noda, 54 tahun, akan menjadi perdana menteri ketiga sejak Partai Demokrat Jepang (DPJ) meraih kekuasaan dalam kemenangan pemilu bersejarah 2 tahun lalu, serta sebagai perdana menteri ke-6 Jepang hanya dalam waktu 5 tahun pada saat DPJ mengendalikan majelis rendah yang lebih kuat di Parlemen.
Sebelumnya, Perdana Menteri Naoto Kan menyatakan mengundurkan diri sebagai kepala DPJ. Kan akan mundur secara resmi sebagai perdana menteri pada Selasa ini setelah menjabat Perdana Menteri selama 14 bulan.
Adapun dalam pemungutan suara, Noda mengumpulkan 215 suara dari 392 suara sah, lebih banyak dibandingkan dengan 177 suara untuk Kaieda, yang didukung oleh kekuatan broker DPJ Ichiro Ozawa, pemimpin faksi terbesar dalam partai.
Dalam pidato sambutannya, Noda berjanji kepada anggota DPJ di kedua majelis, bertekad untuk melakukan yang terbaik sebagai pemimpin DPJ. Dia mengatakan perlunya pembaruan persatuan di dalam partai (yang berkuasa) dan sudah saatnya untuk mengatasi pertengkaran di dalam partai.
"Bersatu, karena itu adalah yang diinginkan publik," katanya. Menurut dia, mengelola pemerintahan adalah seperti mendorong bola salju ke atas bukit untuk membuat manusia salju. "Kita tidak boleh bertikai lagi, karena ini seperti bola salju yang jatuh kembali menuruni bukit dan hanya semakin berat."
Kaieda memimpin di babak pertama pemungutan suara, tetapi gagal memenangkan mayoritas dalam putaran pertama, bersama dengan mantan Menteri Luar Negeri Seiji Maehara, Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Michihiko Kano, dan mantan Menteri Transportasi Sumio Mabuchi.
ANT | XINHUA | PGR