Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Komunitas Yahudi di Indonesia

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Haifa - Sudah lebih dari setengah abad, Shoshana Lehrer meninggalkan Indonesia. Namun ia masih tetap ingat terhadap negeri yang ribuan kilometer jauhnya dari tempat tinggalnya sekarang di pinggiran Kota Haifa, Israel.

Padahal, ia dan keluarganya hidup di Indonesia sebagai pengungsi, setelah kabur dari kejaran pasukan Nazi di Austri pada 1938. “Meski kami mengalami saat-saat amat sulit di sana, saya senang. Indonesia sebuah negeri indah. Saya benar-benar merasa seperti negara saya,” kata perempuan 77 tahun ini kepada surat kabar the Jerusalem Post Desember tahun lalu.

Bukan hanya Lehrer yang pernah merasakan atmosfer Indonesia. Sediktinya ada 50 orang Yahudi di Israel yang juga punya pengalaman serupa. Untuk berbagi kenangan, mereka membentuk sebuah perkumpulan pada 1995 yang disebut Tempo Dulu. Anggotanya termuda berusia 65 tahun.

Menurut Lehrer, mereka berkumpul paling sedikit sekali atau dua kali setahun. Selain berbagi cerita, mereka memasak makanan Indonesia, seperti rendang dan nasi rawon. Bahkan, kebaanyakan di antara anggota Tempo Dulu yang diketuai Lehrer ini masih mengetahu beberapa kata dalam bahasa Indonesia.

Lehrer dan anggota Tempo Dulu menjadi saksi dan bukti sejarah bahwa masyarakat Yahudi pernah menetap di Indonesia. Profesor Rotem Kowner dari Universitas Haifa, Israel, mengungkapkan orang Yahudi pertama yang bermukim di Indonesia adalah seorang saudagar dari Fustat, Mesir. “Ia meninggal di pelabuhan Barus, barat daya Sumatera pada 1290,” ujarnya. Sejak 2003, Kowner sudah meneliti sejarah komunitas Yahudi di Indonesia.

Ia bahkan yakin, orang-orang Yahudi yang sudah memeluk agama Nasrani juga ikut dalam rombongan kapal Portugis yang mendarat di Nusantara pada awal abad ke-16. Orang-orang Yahudi ini menetap di sekitar Selat Malaka, pantai utara Sumatera, dan Pulau Jawa.

Kedatangan orang-orang Yahudi ke Indonesia terus berlangsung seiring masuknya dua perusahaan Belanda: the Dutch East India Company (VOC) dan the Dutch West Indian Company (WIC) pada 1602. Salah satunya, seorang prajurit Belanda kelahiran Ukraina, Leendert Miero (1755-1834) yang tiba pada 1775. Ia menjelma menjadi orang kaya dan memiliki sebuah rumah mewah di daerah Pondok Gede (daerah perbatasan antara Jakarta Timur dan Bekasi).

Setelah itu muncul Jacob Saphir (1822-1886) yang mampir selama tujuh pekan dalam perjalanannya ke Australia pada 1861. Pelancong Yahudi keturunan Rumania ini melaporkan terdapat sejumlah orang Yahudi di Batavia, Surabaya, dan Semarang. Namun, tidak ditemukan komunitas Yahudi.

Saphir mencatat, terdapat sedikitnya 20 keluarga Yahudi di Batavia yang merupakan keturunan Belanda dan jerman. Mereka berprofesi sebagai pedagang, pegawai pemerintah, dan serdadu Hindia Belanda. Namun, tidak ada sinagoge atau kuburan khusus orang Yahudi saat itu.

Pada 1921, seorang penyandang dana Zionis, Israel Cohen, mendarat di Jawa dalam kunjungan lima hari. Ia memperkirakan saat itu terdapat sekitar 2.000 orang Yahudi yang tinggal di Pulau Jawa.

Komunitas Yahudi mulai muncul pada 1920-an dengan munculnya the Association for Jewish Interests in the Dutch East Indies dan the World Zionist Conferemce (WZC) yang memiliki cabang di Batavia, Bandung, Malang, Medan, Padang, Semarang, dan Yogyakarta. WZC yang berpusat di London ini berdiri pada 1920 dan merupakan organisasi pencari dana bagi gerakan Zionis. Sebuah majalah bulanan bernama Erets Israel terbit di Padang sejak 1926 hingga ditutup oleh Jepang pada 1942.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah Hindia Belanda pernah melakukan sensusu pada 1930 yang menyebutkan terdapat 1.039 orang Yahudi. Kebanyakan tinggal di Jawa (lebih dari 85 persen), Sumatera (11 persen), dan di beberapa pulau (kurang dari 4 persen). Menjelang Perang Pasifik (1941-1945) jumlah orang Yahudi di Indonesia mencapai puncaknya, yakni sekitar 3.000 orang.

Kaum Yahudi di Indonesia ini terdiri dari tiga golongan. Pertama, orang-orang Yahudi berkewarganegaraan Belanda yang dipekerjakan oleh pemerintah kolonial sebagai penjaga toko, tentara, guru, dan dokter. Kelompok kedua adalah Yahudi Bagdadi yang berasal dari Irak, Yaman, dan negara lain di Timur Tengah. Mereka kebanyakan tinggal di Surabaya dan bekerja sebagai pengusaha ekspor-impor, pedagang asongan, serta tukang kayu dan batu. Golongan ketiga adalah Yahudi pengungsi yang lari dari kejaran Nazi. Mereka dari Jerman, Austria, dan Eropa Timur.

Yahudi Bagdadi dikenal religius, bahkan banyak yang ultraortodoks. Sedangkan Yahudi Belanda sering berasimilasi walau tetap menjaga tradisi Yahudi. Beberapa di antaranya menyembunyikan identitas yahudi mereka dan menikah dengan perempuan Kristen Eropa atau gadis Indonesia.

Secara ekonomi, orang-orang Yahudi ini hidup makmur. Mereka mempekerjakan orang-orang asli Indonesia sebagai pembantu, tukang masak, dan sopir. Pedndapatn per kapita mereka 4.017 guilder ketimbang pribumi yang cuma 78 guilder. “Kami mempunyai sebuah mobil sport,” kata Dr Eli Dwek yang pernah tinggal di Surabaya seamasa kecil.

Setelah Indonesia merdeka, komunitas Yahudi mulai menurun. Menurut laporan Kongres Yahudi Sedunia (WJC)yang keluar beberapa hari setelah pengsuran orang-orang Belanda, terdapat sekitar 450 orang Yahudi di Indonesia pada November 1957. Enam tahun kemudian jumlahnya terus merosot menjadi 50 orang. Kini diperkirakan hanya 20 orang.

Namun sekarang komunitas Yahudi mulai bangkit dengan berdirinya menorah raksasa dan dua sinagoge di kota Manado dan Tondano, Sulawesi Utara. Kelompok ini dipimpin oleh Rabbi Yaakov Baruch. “Kami berupaya menjadi Yahudi yang baik,” kata Rabbi Yaakov.

Menorah ini juga menjadi lambang dari Mossad (dinas rahasia luar negeri Israel.

Bait Hatfusot/Inside Indonesia/Jerusalem Post/New York Times/Faisal Assegaf


 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

Presiden Israel Isaac Herzog bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 30 Januari 2022. Mohamed Al Hammadi/Kementerian Kepresidenan/WAM/Handout via REUTERS
UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel


Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Sejumlah warga terlibat dalam persiapan menjelang Ramadhan di sekitar masjid Al-Aqsa di Jerusalem, Israel, 11 Juni 2014.  Saeed Qaq/Anadolu Agency/Getty Images
Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.


Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Seorang pejalan kaki berjalan melewati kedutaan besar Amerika Serikat di Tel Aviv, Israel, Senin (5/8). Penutupan kantor kedutaan AS di Timur Tengah dan Afrika diperpanjang seminggu sebagai tindakan pencegahan setelah al Qaeda mengeluarkan ancaman pada hari Minggu (4/6). REUTERS/ Nir Elias
Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.


Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Monyet ini berteman dengan seekor ayam. AP
Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.


Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Pandangan umum dari menara Gereja Redeemer terlihat sebuah kubah Dome of the Rock di kota tua Yerusalem. middleeastmonitor.com
Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.


Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Al-Jazeera. Chicagonow.com
Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.


Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.


Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Polisi perbatasan Israle berjaga-jaga dekat pintu masuk masjid Al Aqsa di Yerusalem, 23 Juli 2017. Israel mamasangkan kamera CCTV dan pendeteksi logam pada pintu masuk area masjid yang ditentang oleh warga Palestina dan memicu keteganga di area tersebut. AP
Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.


Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Rencana proyek pelabuhan dan bandara milik Israel di atas sebuah pulau buatan di lepas pantai Jalur Gaza. Thewashingtonpost.com
Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.


Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Penanda jalan di Israel yang menggunakan tiga bahasa. wikipedia.org
Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.