TEMPO.CO, Jakarta - Sejak invasi skala penuh Rusia lebih dari 30 bulan yang lalu, Ukraina sangat bergantung pada pasokan senjata dari sekutu-sekutu Baratnya untuk memukul mundur musuhnya yang jauh lebih besar.
Sekutu-sekutu Kyiv terkadang enggan memberikan senjata yang diminta, karena khawatir perang akan meningkat.
Namun, seiring berjalannya perang, satu demi satu sistem persenjataan telah diberikan kepada Ukraina setelah sebelumnya sempat diragukan.
Saat ini, Kyiv meminta izin dari Amerika Serikat dan mitranya untuk menggunakan rudal jarak jauh yang mereka berikan kepada Ukraina untuk menyerang lebih dalam ke Rusia. Kyiv mengatakan bahwa hal ini dapat mengurangi ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia.
Beberapa negara NATO telah mendukung permohonan Kyiv, tetapi Washington sedang mempertimbangkan hal ini terhadap kekhawatiran tentang tanggapan Moskow terhadap langkah tersebut, yang menurut Presiden Rusia Vladimir Putin akan dianggap setara dengan partisipasi Barat secara langsung dalam perang.
Di bawah ini adalah daftar beberapa sistem persenjataan yang awalnya diragukan oleh negara-negara Barat untuk diberikan kepada Ukraina, namun akhirnya diserahkan.
ATACMS
Sepanjang perang, Ukraina telah meminta sekutu-sekutunya untuk memberikan kemampuan untuk menyerang lebih dalam di belakang garis pertahanan Rusia, yang merupakan bagian penting untuk mengganggu logistik dan rantai komando musuh.
Amerika Serikat menunda memasok Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS)—karena kekhawatiran bahwa Rusia akan melihat hal ini sebagai eskalasi—hingga Oktober 2023, ketika mereka memasok versi jarak pendek dengan jangkauan maksimum 165 km (100 mil).
Hal ini ditindaklanjuti dengan pengiriman pada awal 2024 dari versi rudal ATACMS yang memiliki jarak tempuh hingga 300 km (165 mil). Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada saat itu bahwa penggunaan pertama varian rudal ini adalah serangan pada 17 April terhadap pangkalan udara di semenanjung Krimea yang diduduki Rusia.
F-16
Ukraina meminta jet tempur F-16 segera setelah dimulainya invasi untuk meningkatkan kemampuan serangan jarak jauhnya serta menggunakan jet tempur itu untuk menembak jatuh rudal jelajah yang ditembakkan jauh ke dalam wilayah Ukraina oleh Moskow.
Pilot-pilot Ukraina mulai dilatih menggunakan jet-jet ini pada Agustus 2023, setelah negosiasi panjang antara koalisi sekutu yang akan menyediakan pesawat dan pelatihan.
Ukraina sangat ingin menyelesaikan proses pelatihan sesegera mungkin, dan konfirmasi bahwa Ukraina telah menerima pesawat pertama datang pada 31 Juli tahun ini.
Sejak saat itu, salah satu pesawat telah jatuh ketika mencoba untuk menyerang rudal Rusia yang ditembakkan ke target darat di Ukraina.