Di Ibukota Kamboja, Phnom Penh, dia berkunjung ke sebuah sekolah yang dulu pernah menjadi penjara rezim Khmer Merah dan pusat penyiksaan. Pemerintah Kamboja telah menolak memungkinkan sebuah pengadilan yang didukung PBB mencoba mengadili para mantan pemimpin top Khmer Merah hingga para anggota ranking di bawahnya.
Sebagai tambahan, Clinton mengatakan dia sudah siap bekerja dengan Kamboja untuk menyelesaikan persoalan bersejarah yang lain: utang sekitar US $ 445 juta dalam era Perang Vietnam yang diakui Amerika Serikat. Washington telah menolak keras permintaan untuk memaafkan utang pemerintah Kamboja, yang mengatakan tak mampu membayar sejumlah itu.
Clinton mengunjungi penjara terkenal S-21 di mana sebanyak 16 ribu orang disiksa oleh Khmer Merah sebelum dieksekusi karena dakwaan perilaku kontra revolusioner. Rezim ultra kiri itu dipersalahkan atas kematina sekitar 1,7 juta rakyat dari kelaparan, penyakit, kerja paksa dan eksekusi selama pemerintahan 1975-1979.
The Straits Times | dwi a