"Saya berkeyakinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan mengambil risiko untuk perdamaian," ujar Obama, seraya mengatakan bahwa September merupakan waktu yang tepat bagi kedua belah pihak untuk berunding secara langsung. Obama juga memuji langkah pemerintahan Netanyahu yang melonggarkan blokade militer atas Gaza.
Palestina selama ini menolak berunding dengan Israel lantaran Negeri Yahudi itu emoh menghentikan pembangunan kompleks-kompleks pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur yang merupakan cikal bakal ibu kota negara Palestina. Bahkan rencana pembangunan 1.600 pemukiman baru itu diumumkan tatkala Wakil Presiden Amerika Joe Biden sedang di Israel.
Tak pelak aksi itu dikecam para pejabat Amerika Serikat karena dianggap mencoreng muka pemerintah Amerika Serikat yang sedang giat-giatnya mengkampanyekan perdamaian di Timur Tengah. Alhasil ketika Perdana Menteri Netanyahu melawat ke Washington pada Maret lalu Obama pun tak mengajak tamunya berfoto bersama.
Adapun Perdana Menteri Netanyahu mengatakan sasaran utama kunjungannya adalah mengusahakan dukungan Amerika Serikat untuk pembukaan pembicaraan perdamaian langsung dengan Palestina. Netanyahu sendiri mendapat tekanan dari kelompok pro-pemukim Yahudi di dalam negeri.
Kelompok itu mendesak agar Tel Aviv tak tunduk pada permintaan Washington. Mereka mendesak pemerintahan Netanyahu untuk tidak memperpanjang pembekuan pembekuan sebagian pembangunan permukiman di Tepi Barat, yang sebagian besar penduduknya merupakan orang Arab.
JPOST | FOXNEWS | ANDREE PRIYANTO