TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Ribuan orang kembali berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur, hari ini (4/6). Demonstran yang terdiri dari beberapa lembaga swadaya masyarakat dan gabungan partai oposisi Malaysia tersebut menyerahkan memorandum yang berisi pernyataan sikap atas penyerangan tentara Israel terhadap relawan kemanusiaan “Freedom Flotilla” beberapa hari yang lalu.
Beberapa pemimpin oposisi Malaysia turun langsung memimpin unjuk rasa kali ini. Di antaranya, ketua oposisi Anwar Ibrahim, pemimpin senior DAP (Democratic Action Party) Lim Kit Siang serta wakil presiden PAS (Partai Islam se-Malaysia) Nasharuddin Mat Isa.
Baca Juga:
Unjuk rasa dimulai usai Salat Jumat dari Masjid Kampung Baru, Kuala Lumpur, dengan berjalan kaki. Sementara beberapa pemimpin oposisi yang ikut serta tampak diangkut dengan truk terbuka.
Sesampainya di depan Kedutaan Amerika di Jalan Tun Razak, Kuala Lumpur, barisan pengunjuk rasa dihadang ratusan polisi yang telah siap membuat barikade. Beberapa pengunjuk rasa tampak berusaha menembus barikade polisi, namun berhasil di cegah oleh pemimpin-pemimpin oposisi yang hadir.
Setelah berunding, beberapa perwakilan unjuk rasa akhirnya diizinkan masuk ke dalam Kedutaan Besar Amerika untuk menyerahkan memorandum. Sekitar 30 menit perwakilan pengunjuk rasa yang dipimpin Anwar Ibrahim berada di dalam kedutaan Amerika.
Baca Juga:
Dalam pernyataan persnya setelah menyerahkan memorandum, Anwar Ibrahim menyatakan kekerasan yang dilakukan Israel disebabkan Amerika terlalu bersikap lembut terhadap negeri Zionis tersebut. ”Kita harap Amerika mengekang kezaliman Israel" kata Anwar.
Selanjutnya, menurut Anwar, pihak Kedutaan Amerika berjanji untuk menyampaikan memorandum tersebut minggu depan ke Washington.
MASRUR (Kuala Lumpur)