Mashour Abu Daqqa, Menteri Telekomunikasi Palestina, Kamis waktu setempat, mengatakan kepada utusan Amerika Serikat George Mitchell pada konferensi investasi di Betlehem Palestina bahwa Israel mengontrol akses gelombang radio untuk membatasi pembangunan Tepi Barat.
Israel menduduki Tepi Barat sejak 1967. "Cara termudah untuk membuat sektor ini berkembang dengan cara (yang memiliki) akses ke 3G dan WiMAX," kata Abu Daqqa berbicara kepada Mitchell. WiMAX adalah standar broadband nirkabel yang canggih.
Otorita Palestina telah meminta Israel untuk spektrum frekuensi yang lebih luas yang akan memungkinkan penyedia layanan selular dan untuk menawarkan layanan 3G. Namun Israel sejauh ini menolak.
Mitchell mengatakan, ia akan melakukan yang terbaik untuk bisa mempromosikan khusus teknologi informasi. "Anda tidak bisa membangun perdamaian kecuali ada dasar ekonomi."
Mitchell menengahi perundingan perdamaian tidak langsung di Palestina dan Israel yang telah diluncurkan bulan lalu. Namun harapan perundingan yang serius menunjukkan kemajuan yang rendah.
"Meskipun kita semua bekerja dan berdoa untuk hari ketika negara Palestina didirikan, dan kami ingin setiap orang harus menyadari dan bekerja menuju realitas ekonomi yang kuat dan bersemangat," kata Mitchell.
Mitchell berpartisipasi dalam konferensi investasi kedua Palestina yang diselenggarakan oleh Otoritas Palestina dengan dukungan dari Barat.
Hassan Abu Libdeh, Menteri Ekonomi Palestina, mengatakan Konferensi telah menghasilkan komitmen investasi senilai lebih dari US$ 1 miliar. "Kami sangat puas. Konferensi ini sukses dan lengkap," katanya.
Teknologi informasi merupakan salah satu sektor di mana Palestina sedang mencari investasi. "Pihak-pihak yang akan terlibat di sektor TI Palestina sangat ambisius," kata Rula Ammuri, Country Manager Microsoft di Yordania.
"Mereka ingin membuat dampak yang lebih luas di dunia tetapi mereka membutuhkan infrastruktur yang tepat," katanya.
REUTERS l BASUKI RAHMAT N