Para prajurit dari negeri jiran seperti Bolivia, Kuba, Nikaragua, Aljazair, Belarusia, Libya, dan Cina ikut ambil bagian. Pemimpin upacara Presiden Venezuela Hugo Chavez berada di podium ditemani Presiden Kuba Raul Castro, Presiden Bolivia Evo Morales, dan sejumlah jenderal pendukung revolusi sosialis. Tak ada pimpinan oposisi yang diundang.
"Lebih dari itu, sampai kapan pun Venezuela tak pernah dan tak akan pernah jadi koloni "yankee" atau koloni manapun!" kata Chavez, yang memakai baret merah pasukan khusus yang menjadi ciri khasnya itu. "Kemerdekaan kami yang sejati telah sampai, telah berjalan hingga 200 tahun."
Chavez sebelumnya meletakkan karangan bunga di kuburan pejuang kemerdekaan Simon Bolivar di National Pantheon, Caracas. Chavez sangat memuji Bolivar yang membebaskan bangsa Amerika Selatan dari kekuasaan kolonial Spanyol setelah mendeklarasikan negaranya sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Deklarasi itu digelar pertama kali pada 19 April 1810 secara mewah vertepatan dengan aksi dewan kotapraja Caracas pertama yang memimpin sebuah gerakan yang berhasil menumbangkan Gubernur Spanyol. Venezuela pada akhirnya mencapai kemerdekaannya pada 24 Juni 1821.
Saking kagumnya pada Bolivar, Chavez bahkan menamakan negaranya sebagai Republik Bolivaria Venezuela, setelah dia mengambil kekuasaan pada 1999. Presiden Argentina, Nikaragua, dan Republik Dominika ikut bergabung dalam perayaan itu. Presiden Ekuador Rafael Correa tiba selepas mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Pimpin kiri kawasan tersebut.
Perdana menteri dari negara-negara Karibia, yakni dari Dominika, Antigua, dan Bermuda serta Saint Vincent dan Granada juga hadir dalam perhelatan itu. Sementara itu, kelompok oposisi Venezuela yang bernaung di bawah koalisi politik Meja Persatuan Demokratik justru mengecam 11 tahun pemerintahan Chavez.
"Chavez secara sistematis telah mempromosikan perpecahan dan konfrontasi di kalangan masyarakat Venezuela," demikian pernyataan tertulis koalisi. "Chavez telah mengebiri kemampuan demokrasi kami dan membayangi seluruh cita-cita masa depan dan kemajuan kami." Hal senada juga diungkapkan bekas Presiden Venezuela Carlos Andres Perez.
Lebih dari satu dekade pemerintahan yang hiruk-pikuk, Presiden Chavez telah melakukan nasionalisasi fasilitas-fasilitas umum, industri-industri vital, media massa, dan meluncurkan program-program kesehatan serta pendidikan bagi masyarakat miskin. Di lain sisi ia juga dia juga rajin menekan kelompok-kelompok oposisi dan pembangkang.
| ALJAZEERA | ASSOCIATEDPRESS | ANDREE PRIYANTO