TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR di negara bagian Arizona Amerika Serikat pada Rabu, 24 April 2024, memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864. Keputusan ini diambil lewat pemungutan suara dan akan berlaku beberapa pekan ke depan jika tidak dibatalkan Senat.
Sebanyak 32 suara DPR mendukung pencabutan undang-undang larangan aborsi ini, yang memberikan pengecualian aborsi hanya boleh pada kasus perkosaan atau hubungan sedarah. Adapun 28 suara menolak pencabutan undang-undang ini. Senat di negara bagian Arizona dikuasai Partai Demokrat, di mana anggota Senat akan melakukan pemungutan suara perihal ini pada 1 Mei 2024.
“Saya gembira DPR akhirnya melakukan hal yang benar dengan mencabut undang-undang 1864 yang hampir benar-benar melarang aborsi,” kata Gubernur Katie Hobbs, yang seorang politikus dari Partai Demokrat. Dia menambahkan akan menanda-tangani pencabutan larangan aborsi itu jika sudah disetujui DPR dan Senat.
Oscar De Los Santos anggota DPR dari Partai Demokrat berpandangan keputusan untuk aborsi atau layanan kesehatan apapun berada di tangan pasien, keluarga mereka dan penyedia layanan kesehatan, bukan politikus. Dalam dua pekan terakhir, politikus Partai Republik telah memblokir upaya politikus Partai Demokrat dari upaya mencabut undang-undang larangan aborsi itu. Anggota DPR dari Partai Republik Ben Toma mengatakan pihaknya kecewa karena politikus Partai Demokrat tampaknya meyakini kalau aborsi boleh dilakukan tanpa batas dan tanpa aturan.
“Saya sering tak setuju dengan mereka yang menyarankan aborsi ekstrim yang dilakukan tanpa aturan, dan tanpa larangan,” kata Toma.
Sedangkan Matt Gress anggota DPR dari Partai Republik yang membelot saat pemungutan suara Rabu kemarin mengaku berada di dua kubu, yakni mendukung pancabutan undang-undang larangan aborsi, namun juga mendukung hak ibu dan bayi untuk hidup.
“Saya adalah seseorang yang mendukung hak untuk hidup, dan saya menolak aborsi ekstrim karena kita dapat melindungi perempuan dan mempertahankan kehidupan baru bagi si bayi,” kata Gress.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini