Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banglades Bentuk Pengadilan Kejahatan Perang  

image-gnews
TEMPO/Fully Syafi
TEMPO/Fully Syafi
Iklan
TEMPO Interaktif, Banglades membentuk pengadilan khusus untuk mengadili orang-orang yang terlibat kejahatan perang saat negeri itu bertempur memperjuangkan kemerdekaannya dari Pakistan pada 1971.

Menteri Hukum Shafique Ahmed mengatakan, Kamis waktu setempat, pemerintah menunjuk tiga hakim Pengadilan Tinggi untuk mengadili kejahatan perang sehubungan dengan perbuatan orang-orang yang melakukan pembunuhan, penyiksaan, perkosaan, dan pembakaran rumah warga.

"Pengadilan akan mengadili orang-orang yang terkait dengan kejahatan perang, melakukan kejahatan kemanusiaan, dan genosida," katanya.

Kementerian Hukum menyatakan kejahatan perang ini mengacu pada Undang-Undang 1973 yang akan menuntut dan menghukum para pelaku genosida, kejahatan kemanusiaan, kejahatan perang, dan kejahatan lain di bawah hukum internasional. Jika ditemukan kesalahan, para pelaku akan dihadapkan pada hukuman mati.

Banglades secara resmi merupakan bagian dari Pakistan Timur. Negeri ini menyatakan kemerdekaannya pada 1971 menyusul perang selam delapan bulan. Kampanye kemerdekaan Banglades saat itu dipimpin oleh Sheikh Mujibur Rahman, sekaligus sebagai Bapak Negara.

Rahman, ayah dari perdana menteri saat ini Sheikh Hasina, masuk dalam daftar orang yang diduga kuat terlibat dalam kejahatan perang sebelum dia dikudeta pada 1975.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pejabat penting di Banglades mengatakan, sejumlah serdadu Pakistan dibantu oleh kolaborator setempat diperkirakan telah membunuh tiga juta penduduk, memperkosa 200 ribu perempuan, dan memaksa jutaan orang meninggalkan rumahnya selama perang. Namun dari tindakan kejam tersebut, tak seorang pun dihukum karena adanya sebuah kombinasi manipulasi internasional dan politik dalam negeri.

Sebuah kelompok independen telah melalukan investigasi berhasil mengindetitikasi lebih dari 1600 orang termasuk sejumlah jenderal Pakistan diduga terlibat dalam kekejaman tersebut. Tetapi penguasa Banglades mengatakan jenderal-jenderal Pakistan dan pejabat Angkatan Darat tidak termasuk yang dituntut dalam pengadilan kejahatan perang.

AL JAZEERA | CHOIRUL


 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menyelundupkan Pekerja, Diplomat Bangladesh Bakal Dibui 15 Tahun

13 Juni 2017

Ilustrasi. mid-day.com
Menyelundupkan Pekerja, Diplomat Bangladesh Bakal Dibui 15 Tahun

Diplomat Bangladesh diancam penjara 15 tahun karena didakwa menyelundupkan pekerja ke AS dan menyiksa pekerjanya secara tidak manusiawi.


Detik-detik Topan Mora Hantam Kamp Rohingnya di Bangladesh

30 Mei 2017

Seorang anak Bangladesh memakai rakit menyeberang di daerah banjir di Kamragir char pinggiran Dhaka Bangladesh, Jum'at (5/9). AP Photo
Detik-detik Topan Mora Hantam Kamp Rohingnya di Bangladesh

Sekitar 10 ribu gubuk jerami di kamp pengungsi Rohingya Balukhali dan Kutupalong di Cox's Bazar, Bangladesh hancur akibat dihantam Topan Mora.


Topan Mora di Bangladesh, 350 Ribu Orang Dievakuasi

30 Mei 2017

Seorang anak Bangladesh memakai rakit menyeberang di daerah banjir di Kamragir char pinggiran Dhaka Bangladesh, Jum'at (5/9). AP Photo
Topan Mora di Bangladesh, 350 Ribu Orang Dievakuasi

Topan Mora yang melanda Bangladesh mengakibatkan sebanyak 35o ribu orang mengungsi ke sekitar 400 tempat penampungan


Di Bangladesh, Dokter Harus Menulis Jelas

12 Januari 2017

Ilustrasi pasangan suami istri konsultasi dengan dokter. shutterstock.com
Di Bangladesh, Dokter Harus Menulis Jelas

Pengadilan di Bangladesh melarang gaya menulis semacam itu agar para pasien bisa membaca resep lebih jelas dan tidak mengambil obat yang salah.


Bangladesh Pertimbangkan Hapus Islam Sebagai Agama Resmi

17 November 2016

Merantau ke kota besar untuk bekerja dan memperbaiki nasib juga terjadi di negara Bangladesh. Karenanya setiap menjelang perayaan hari besar seperti Idul Fitri, warga yang merantau akan pulang ke kampung halaman untuk merayakan lebaran bersama sanak keluarga. Kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang wajib dilakukan oleh para orang perantauan di Bangladesh. dhakatribune.com
Bangladesh Pertimbangkan Hapus Islam Sebagai Agama Resmi

Pemimpin partai berkuasa, Liga Awami, Abdul Razzak mengusulkan penghapusan Islam dari Konstitusi Bangladesh.


Serang Minoritas Hindu, 44 Warga Bangladesh Ditangkap

6 November 2016

Warga Hindu menari bersama dengan tubuh berlumuran bubuk pewarna saat merayakan Festival Durga Puja di Dhaka, Bangladesh, India, 23 Oktober 2015. Ap Photo
Serang Minoritas Hindu, 44 Warga Bangladesh Ditangkap

Kerusuhan berawal dari unggahan di Facebook yang dianggap menghina Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi.


Misteri Terjawab, Alasan Sungai Berwarna Merah di Kota Ini  

15 September 2016

Kota Dhaka, Bangladesh tergenang dengan air banjir bercampur darah kurban Idul Adha. Independent.co.uk Edward Rees
Misteri Terjawab, Alasan Sungai Berwarna Merah di Kota Ini  

Sungai-sungai di Dhaka, Bangladesh, berubah warna menjadi merah bersamaan dengan banjir yang datang. Warga Dhaka sedang merayakan Idul Adha.


Bangladesh Gantung Pemimpin Partai Jamaat-el-Islami

4 September 2016

REUTERS/Suhaib Salem
Bangladesh Gantung Pemimpin Partai Jamaat-el-Islami

Ali adalah komandan kunci milisi pro-Pakistan di sebelah selatan kota pelabuhan Chittagong selama perang 1971.


Duh, Bocah 4 Tahun Tampak Seperti Seorang Kakek

30 Juli 2016

Bayezid Hossain. Cover Asia Press/Qamruzzaman
Duh, Bocah 4 Tahun Tampak Seperti Seorang Kakek

Usia Bayezid Hossain baru 4 tahun namun tampak seperti pria uzur usia 80-an tahun. Ia menderita penyakit langka.


Narapidana Tertua di Bangladesh Dibebaskan

20 Juli 2016

TEMPO/Tony Hartawan
Narapidana Tertua di Bangladesh Dibebaskan

Ohidunessa bercerita tentang pengalamannya yang tidak mampu mencari keadilan.