TEMPO Interaktif, Yangon - Pemerintah militer Myanmar diam-diam mulai menjual aset negara sepanjang sejarah negara ini. Aset-aset yang dijual termasuk lebih dari 100 gedung-gedung pemerintah, fasilitas pelabuhan, dan sebagian besar saham di maskapai penerbangan nasional. Hal tersebut diungkapkan kalangan diplomat dan pengusaha setempat.
Pengamat mengatakan, penjualan aset tersebut tampaknya menjadi bagian dari transisi politik dalam pemilihan pemerintahan untuk pertama kalinya dalam kurun 20 tahun. Selain itu terkait dengan konstitusi baru di mana militer berusaha tetap melanggengkan kekuasaan mereka, tetapi lebih di belakang layar.
Diplomat dan pengusaha mengatakan penjualan aset-aset memungkinkan para jenderal yang berkuasa menambah kas untuk kampanye pemilihan Parlemen baru, di mana mereka akan memegang 25 persen kursi, atau untuk membayar kenaikan gaji pegawai negeri dan langkah-langkah populis lainnya.
Sebagian besar aset dijual kepada pengusaha yang bersekutu dengan militer, memperkuat kekuatan kelas oligarki dan kroni militer.
NEWYORK TIMES l BASUKI RAHMAT