Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Reporter

image-gnews
Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Reuters melakukan investigasi pembantaian warga muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Laporan investigasi media tersebut menyatakan ada 10 orang terbunuh pada 2 September 2018. Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya ditembak oleh tentara.

Dalam laporan tersebut, nara sumber warga Rohingya mengatakan tentara telah membakar rumah mereka, memerkosa dan membunuh warga. Pembantaian diduga dipicu oleh gerilyawan Rohingya yang menyerang pos keamanan pada Agustus 2017. Dalam tulisan Reuters 9 Februari 2018 tersebut, otoritas Myanmar menyatakan "operasi pembersihan" merupakan respons yang sah terhadap serangan oleh gerilyawan.

Baca juga: Krisis Rohingya, Ini Temuan Amnesty International

Warga muslim Rohingya tinggal di Negara Bagian Rakhine sejak beberapa abad yang lalu, namun kebanyakan orang di Myanmar yang beragama mayoritas budha menganggap mereka sebagai imigran muslim yang tidak diinginkan dari Bangladesh. Tentara mengacu pada Rohingya sebagai "orang Benggala," dan kebanyakan tidak memiliki kewarganegaraan.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Myanmar telah membatasi lebih dari 100.000 Rohingya di kamp-kamp dimana mereka memiliki akses terbatas terhadap makanan, obat-obatan dan pendidikan. Hampir 690.000 Rohingya telah meninggalkan desa mereka dan melintasi perbatasan ke Bangladesh sejak Agustus.

Reuters melakukan wawancara dengan penduduk desa beragama budha yang mengaku membakar rumah Rohingya, mengubur mayat, dan membunuh orang-orang muslim. Tentara dan polisi juga memberikan kesaksian dalam investigasi tersebut.

Sejumlah wawancara Reuters dengan penduduk desa budha Rakhine, tentara, polisi, Rohingnya, dan seorang administrator lokal mengungkapkan bahwa polisi telah mengorganisir penduduk budhis di Inn Din. Setidaknya dua desa lainnya membakar rumah Rohingya, kata penduduk desa budha.

"Pembantaian dusun Rohingya Inn Din diturunkan dari rantai komando dari militer," kata tiga perwira polisi paramiliter dan seorang perwira polisi keempat di sebuah unit intelijen di ibukota Sittwe.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut administrator budhis Inn Din dan salah satu petugas polisi paramiliter, beberapa anggota polisi menjarah kekayaan warga Rohingya, termasuk sapi dan sepeda motor untuk dijual.

Tiga foto diberikan kepada Reuters oleh seorang sesepuh desa budha. Foto tersebut menangkap momen penting, saat pria Rohingya ditahan oleh tentara pada sore hari tanggal 1 September 2017, sampai eksekusi mereka tidak lama setelah pukul 10 pagi pada 2 September 2017.

Polisi Myanmar menangkap dua wartawan kantor berita tersebut, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, pada 12 Desember karena diduga mendapatkan dokumen rahasia yang berkaitan dengan Rakhine.

Juru bicara Myanmar, Zaw Htay mengatakan, "Kami tidak menyangkal tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. Dan kami tidak memberikan penyangkalan.” Zaw mengatakan, jika ada bukti yang kuat tentang pelanggaran, pemerintah akan menyelidikinya.

Ketika ditanya soal tentara dan polisi yang mengaku menerima perintah untuk membersihkan dusun Rohingya di Inn Din, Zaw menjawab, "Kami harus memastikan. Kami harus meminta Kementerian Dalam Negeri dan pasukan polisi Myanmar.”

RIANI SANUSI PUTRI | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

1 jam lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

1 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

2 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

7 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

8 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

10 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya


Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

13 hari lalu

Julie Bishop. Reuters
Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.


Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

15 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting


5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

16 hari lalu

Judha Nugraha, Direktur perlindungan WNI & BHI Kementerian Luar Negeri. antaranews.com
5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

Kementerian Luar Negeri sedang bekerja sama dengan KBRI Yangon dan KBRI Bangkok menangani kasus lima WNI terjerat online scam.


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

22 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia