TEMPO Interaktif, P ort-Au-Prince – Perdana Menteri Haiti mengatakan, sepuluh warga Amerika yang mencoba untuk mengambil anak-anak Haiti yang berada di dalam bus adalah melanggar hukum. Bellerive Max tegaskan, apa yang dilakukan itu salah dan dapat dituntut di Amerika Serikat.
Perdana Menteri Bellerive Max juga mengatakan kepada Associated Press bahwa negaranya terbuka dengan pengadilan di Amerika karena sebagian besar bangunan-bangunan pemerintah – termasuk gedung pengadilan Haiti – hancur oleh gempa rakasa.
"Jelas sekarang bahwa mereka mencoba untuk menyeberangi perbatasan tanpa surat-surat.” kata Bellerive. "Dan sekarang jelas bahwa mereka tahu apa yang mereka lakukan adalah salah."
Jika mereka bertindak dengan itikad baik - sebagai klaim orang-orang Amerika itu-, lanjut Bellerive, mungkin pengadilan akan berusaha lunak dengan para penculik anak itu.
Pejabat Kedutaan Besar Amerika tidak akan mengatakan apakah Washington akan menerima proses pengadilan bagi Amerika, yang sebagian besar dari Idaho. Untuk saat ini, kasus tetap berada di tangan Haiti, ujar juru bicara Departemen Luar Negeri PJ Crowley, yang mengatakan di Washington. "Setelah kita mengetahui semua fakta, kita akan menentukan apa saja langkah yang tepat, tapi keputusan benar-benar ada di tangan pemerintah Haiti," katanya.
Beberapa pejabat Haiti bersikeras bahwa tuntutan diperlukan untuk membantu mencegah perdagangan anak, setelah ketakutan semakin merebak dalam kekacauan yang disebabkan oleh gempa dahsyat 12 Januari. Di saat yang sama, pemerintah dan kelompok-kelompok bantuan masih berjuang untuk mendapatkan makanan, air, tempat penampungan dan perawatan kesehatan dasar untuk ratusan ribu korban, dan banyak orangtua yang putus asa untuk mendapatkan bantuan bagi anak-anak mereka.
AP| NUR HARYANTO