TEMPO Interaktif, Teheran - Mobil salah seorang pemimpin oposisi Iran dihantam senjata api oleh kelompok propemerintah di sebelah utara Kota Qazvin, 145 kilometer dari Teheran, demikian menurut situs Sahamnews.org, Jumat (8/1). Akibat serangan tersebut, kaca mobil pecah berantakan tapi tak melukainya.
Situs menyebutkan, calon presiden reformis Mehdi Karroubi saat itu sedang melakukan kunjungan ke kota tersebut untuk menghadiri sebuah acara duka cita para pendukungnya.
"Sekitar 500 anggota Basij, milisi propemerintah, dan penduduk setempat menyerang gedung tempat Karroubi menginap dengan batu dan memecahkan kaca gedung," ungkap Sahamnews.org.
Setelah empat jam serangan itu berlangsung, polisi antihuru-hara tiba dan melarikan Karroubi keluar gedung dengan mobilnya. Tetapi tak urung mobilnya ditembaki dari sisi kiri gedung.
"Mobilnya diserang senjata api, tetapi kendaraan tersebut berlapis baja sehingga hanya cendelanya saja yang rusak," tulis situs tersebut.
Situs menambahkan, para penyerang meneriakkan dukungannya terhadap pemerintah dan Ayatullah Ali Khamenei, pemimpin spiritual Iran. "Kota kami bukan tempat untuk orang munafik," teriak mereka.
Sementara itu, Rajanews.com situs lain yang dekat dengan pemerintah mengungkapkan, iring-iringan mobil Karroubi diserang oleh kerumunan orang dengan lemparan batu. Tetapi tak disebutkan apakah pelaku penembakan itu milisi Basij atau bukan.
"Ribuan orang marah di sekitar gedung tempat Mehdi Karroubi menginap," jelasnya.
"Polisi antihuru-hara berkali-kali mencoba membubarkan kerumunan orang agar mobil Karroubi bisa keluar, tetapi mereka melemparinya dengan batu, telur, dan tomat," tambahnya.
Fuad Izado, guru besar komunikasi politik di Universitas Teheran mengatakan kepada Al Jazeera, "Situasi politik di Iran runyam," ujarnya.
Karroubi merupakan calon presiden yang kalah dalam pemilihan umum Juni tahun lalu. Hasil pemilu menetapkan Mahmoud Ahmadinejad sebagai pemenang untuk jabatan kedua kalinya. Selain Karroubi, pemimpin oposisi lainnya adalah Mir Hossein Mousavi. Keduanya menentang kemenangan Ahmadinejad karena dianggap tak jujur.
AL JAZEERA | AP | CHOIRUL