TEMPO Interaktif , Hong Kong - Ratusan wartawan, anggota dewan dan warga turun ke jalan, Minggu (13/9). Mereka memprotes perlakuan polisi yang diduga melakukan pemukulan terhadap tiga wartawan yang meliput kerusuhan baru-baru ini di Cina barat.
Mengenakan baju hitam, para demonstran berkumpul di depan kantor polisi sebelum berbaris menuju kantor lokal pemerintah Cina. Setidaknya ada 650-700 orang ikut turun ke jalan.
"Kali ini pihak berwenang telah melewati batas," ujar Mak Yin-ting, ketua dari Asosiasi Wartawan Hong Kong. "Mereka tidak hanya memukul wartawan, tetapi menyalahkan mereka karena dianggap menghasut terjadinya kekacauan publik."
Wartawan TV meliput protes massa oleh mayoritas Cina Han di kota bermasalah di Urumqi awal bulan ini. Hal ini buntut dari terjadinya serangkaian serangan dengan jarum suntik. Pemerintah Cina menyalahkan separatis Muslim.
Tiga wartawan, yang bekerja untuk TVB dan Now TV berita di Hong Kong, mengatakan mereka ditendang, dipukul dan didorong oleh polisi sebelum ditahan selama sekitar tiga jam.
Namun, pemerintah Xinjiang yang menyelidiki masalah itu telah mengatakan bahwa personil keamanan berulang kali meminta para wartawan untuk pergi sebelum mereka ditahan. Mereka juga menyalahkan para wartawan karena dianggap "menghasut" kerusuhan. "Kami mengutuk perlakuan kejam ini dengan tegas," kata Tom Mitchell, presiden The Foreign Correspondents 'Club of Hong Kong.
Upaya untuk mencapai wakil pemerintah Cina di Hong Kong tidak berhasil, dan panggilan telepon ke kantor informasi pemerintah daerah di Xinjiang juga tidak terjawab.
Tidak seperti daratan Cina, bekas koloni Inggris ini dijanjikan kebebasan sipil ala barat dan menjadi rumah bagi pers yang bersemangat dan dikenal agresif.
AP| NUR HARYANTO