TEMPO.CO, Jakarta - Garda Revolusi Iran menembakkan ratusan rudal ke Israel, Selasa, 1 Oktober 2024. Mereka mengatakan serangan itu sebagai tanggapan atas serangan Israel yang mematikan terhadap orang-orang di Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan para pemimpin tertinggi IRGC, Hamas dan Hizbullah.
Bagaimana reaksi pemimpin dunia terhadap serangan Iran ke Israel ini?
Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Iran telah "melakukan kesalahan besar" dan "akan membayarnya".
Utusan Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Danny Danon, mengatakan bahwa negaranya "akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi warga Israel": "Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya kepada komunitas internasional, setiap musuh yang menyerang Israel harus mendapatkan tanggapan yang keras," tulis Danon di media sosial.
Iran
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan dalam sebuah tulisan di X bahwa serangan tersebut merupakan "respons yang menentukan" terhadap "agresi" Israel. "Biarkan Netanyahu tahu bahwa Iran tidak mencari perang, tetapi Iran berdiri teguh melawan ancaman apa pun," tulisnya. "Jangan terlibat dalam konflik dengan Iran."
Mohammad Javad Zarif, penasihat strategis Pezeshkian, mengatakan, "Iran memiliki hak yang melekat untuk mempertahankan diri dari serangan bersenjata Israel yang berulang kali dilakukan terhadap wilayah Iran dan warganya."
Hamas
Hamas, kelompok Palestina yang memerintah Gaza, menyambut baik serangan Iran sebagai "tindakan heroik" dan mengatakan bahwa hal itu mengirimkan "pesan yang kuat kepada musuh Zionis dan pemerintah fasisnya yang akan membantu menghalangi dan mengekang terorisme mereka".
Amerika Serikat
Amerika Serikat menjanjikan dukungan "sekuat tenaga" untuk Israel, dengan Presiden Joe Biden mengatakan bahwa negaranya "sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya mendukung Israel". Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan bahwa Washington akan "mendukung rakyat Israel pada saat-saat kritis ini".
Pentagon juga mengatakan bahwa Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan mitranya dari Israel, Yoav Gallant, telah mendiskusikan "konsekuensi berat bagi Iran" jika negara tersebut melancarkan "serangan militer langsung" terhadap Israel. Tidak disebutkan apa konsekuensi tersebut.
Rusia
Kremlin, Rabu, 2 Oktober 2024, mengatakan bahwa situasi di Timur Tengah berkembang ke arah yang mengkhawatirkan dan meminta semua pihak untuk menahan diri. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada para wartawan bahwa Rusia telah melakukan kontak dengan semua pihak di wilayah tersebut dan mengatakan bahwa Moskow mengutuk setiap tindakan yang menyebabkan kematian warga sipil.
"Situasi ini berkembang sesuai dengan skenario yang paling mengkhawatirkan," kata Peskov. "Kami menyerukan agar semua pihak menahan diri dengan latar belakang apa yang sedang terjadi. Dan tentu saja, kami mengutuk setiap tindakan yang menyebabkan kematian warga sipil."
Ketika ditanya apa yang akan dilakukan Moskow selanjutnya dan apakah Moskow akan mendukung Iran jika Teheran memasuki konflik berskala penuh dengan Israel, Peskov mengatakan: "Kami memiliki kontak dengan semua pihak dalam konflik ini, kami terus melakukan kontak ini dan meminta semua pihak untuk menahan diri."