TEMPO.CO, Jakarta - Aysenur Ezgi Eygi, 26 tahun, seorang aktivis HAM asal Amerika Serikat, ditembak dan dibunuh pada hari Jumat, 6 September 2024, di desa Beita, Tepi Barat, dekat Nablus, dalam sebuah protes tanpa kekerasan terhadap perluasan pemukiman ilegal Yahudi dan meningkatnya kekerasan pemukim terhadap pemilik rumah dan tanah Palestina.
Laporan otopsi telah mengkonfirmasi bahwa Eygi terbunuh oleh peluru penembak jitu di kepala, Gubernur Nablus Ghassan Daghlas mengumumkan pada Sabtu, seperti dikutip Anadolu Agency. Ini artinya, Eygi telah menjadi target pembunuhan.
Sayang hingga kini, kematian Eygi sama sekali tidak memancing kecaman dari para politkus AS, tidak ada pernyataan dari Presiden AS, Joe Biden, atau Wakil Presiden Kamala Harris.
Hal yang sangat berbeda terjadi ketika beberapa warga Israel, termasuk salah satunya yang memiliki kewarganegaraan ganda Amerika Serikat, Hersh Goldberg-Polin, terbunuh di Gaza pekan lalu. Media massa berlomba-lomba mengutip kecaman dari berbagai politikus Amerika.
Biden mengatakan bahwa ia "sangat terpukul dan marah" atas kematian Polin. Bahkan Harris memanjatkan doa Yahudi untuk korban, dengan mengatakan, "Semoga kenangan Hersh menjadi berkah."
Tidak berhenti di situ, Harris melanjutkan dengan mengecam Hamas sebagai "organisasi teroris yang jahat," dan menambahkan bahwa "dengan pembunuhan ini, Hamas memiliki lebih banyak darah Amerika di tangannya."
Namun, ketika Eigy dibunuh Israel, baik Biden maupun Harris secara pribadi bungkam. Gedung Putih hanya mengeluarkan pernyataan bahwa mereka "sangat terganggu" dengan kematiannya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa AS sedang menyelidiki kematian seorang warga negara Amerika yang ditembak dan dibunuh dalam sebuah protes di Tepi Barat, sebuah insiden yang mengancam akan memperkeruh hubungan dengan Israel.
Blinken menolak untuk menjawab apakah pembunuhan tersebut akan mendorong evaluasi ulang terhadap langkah pemerintahan Biden untuk tetap mengirim senjata ke Israel, sekutu lamanya, meskipun ada kritik terhadap penanganan pasukan Israel dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza dan perlakuannya terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Standar Ganda
Standar ganda yang ditampilkan para politikus dan media AS membuat aktivis-aktivis di media social geram. Seperti dikutip Arab News, pengacara hak asasi manusia dan penulis Qasim Rashid mengutuk standar ganda media Amerika, dengan menulis di X: "Memalukan bagi media-media yang sudah tua ini. Tidak ada satu pun yang bersedia menyatakan fakta bahwa militer Israel membunuh Aysenur Ezgi Eygi - seorang warga negara AS. Tampaknya, sebuah peluru ajaib muncul dari udara dan membunuhnya. Ini adalah bagaimana media lama menormalkan kekerasan terhadap orang kulit berwarna."
Keadilan bagi warga negara AS yang terbunuh oleh tentara Israel telah lama terbukti sulit dipahami, dan banyak yang menuduh pemerintahan Presiden Joe Biden menerapkan standar ganda terhadap Israel dan militernya.