Berhenti mengabaikan kami
"Saya mohon dan mohon kepada pemerintah Israel yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu, tolong hentikan pengabaian terhadap kami dan bawa kami kembali ke rumah kami," pinta Gat.
Gat juga mengatakan kepada para pemukim untuk tidak "berkompromi" dan tidak mengizinkan siapa pun untuk "menutup pintu negosiasi," yang akan menjamin pembebasannya jika berhasil.
Sehari sebelumnya, Hamas mempublikasikan video Ori Danino, salah satu dari enam sandera Gaza yang dibunuh dalam tawanan, di Telegram mereka.
Video ini dimulai dengan montase foto-foto keenam sandera yang tewas. Danino kemudian memperkenalkan diri dengan namanya, dari mana dia berasal dan dari mana dia disandera.
"Kondisi kehidupan kami sangat sulit, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada listrik," katanya, seperti dikutip Jerusalem Post. Dia menambahkan bahwa ada penembakan dan pengeboman tanpa henti.
Dia berbicara kepada Netanyahu dan kabinet perang dengan mengatakan "Anda telah mengecewakan kami pada 7 Oktober. Hari ini Anda mencoba membunuh kami satu demi satu dalam upaya penyelamatan yang gagal."
Danino kemudian bertanya kepada kamera, "Di mana Anda ketika mereka menembak saya?" diikuti dengan beberapa pertanyaan lain tentang ketidakhadiran pemerintah pada dan setelah tanggal 7 Oktober.
Berbicara kepada rakyat Israel, ia memohon, "Terus lakukan segalanya sampai kita keluar dari sini dalam keadaan hidup-hidup." "Keluarkan kami dari sini dalam keadaan hidup-hidup, karena dengan langkah ini tidak akan ada yang bisa selamat"
Berbicara kepada keluarganya, ia mengatakan kepada mereka betapa ia mencintai mereka: "Tidak ada satu hari pun yang tidak saya pikirkan tentang kalian."
Danino mengakhiri dengan mengatakan, "Orang-orang Israel: Jangan abaikan kami."
Hamas kemudian memotong klip penunjuk waktu pasir dengan kata-kata "waktu hampir habis."
Di akhir video, muncul kata-kata yang berbunyi, "Pertukaran kesepakatan... kebebasan dan kehidupan. Tekanan militer... kematian dan kegagalan."
Ribuan pemukim telah melakukan protes sejak Minggu untuk menuntut agar pemerintah Netanyahu berkomitmen pada kesepakatan pertukaran tawanan dengan Perlawanan Palestina setelah ketakutan terburuk para pejabat keamanan Israel menjadi kenyataan pada Minggu.
Para pejabat telah memperingatkan Netanyahu bahwa menunda gencatan senjata akan membuat para tawanan kehilangan nyawa. Tiga tawanan dilaporkan dijadwalkan untuk dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan pertukaran tawanan dengan Perlawanan Palestina, yang diusulkan oleh pemerintah Netanyahu sendiri, namun kemudian dibatalkan setelah Hamas menyetujuinya pada akhir Mei.
AL MAYADEEN | JERUSALEM POST
Pilihan Editor: Israel Habiskan Rp 1000 T untuk Biayai Perang Melawan Hamas di Gaza