TEMPO.CO, Jakarta - Kremlin tidak pernah membuat kesepakatan dengan bos Telegram Pavel Durov, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Jumat, 30 Agustus 2024, dan menambahkan bahwa ia tidak mengetahui adanya pertemuan antara pengusaha teknologi tersebut dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Seorang hakim Prancis menempatkan Durov yang lahir di Rusia di bawah penyelidikan resmi pada hari Rabu atas dugaan keterlibatannya dalam menjalankan platform online yang memungkinkan transaksi terlarang, gambar-gambar pelecehan seks anak, perdagangan narkoba dan penipuan.
Pengacara Durov mengatakan pada Kamis bahwa "tidak masuk akal" untuk menyarankan bahwa ia harus bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan di aplikasi tersebut.
"Tidak ada negosiasi antara Durov dan Kremlin," kata Peskov kepada wartawan. "Dan fakta bahwa dia mengunjungi Rusia, ya, dia adalah warga negara Rusia, dia bergerak dengan bebas, jadi tentu saja dia mengunjungi Rusia.
"Tidak ada kesepakatan antara Kremlin dan Durov," kata Peskov menanggapi pertanyaan lebih lanjut.
Peskov mengatakan bahwa sejauh yang ia ketahui, Putin dan Durov belum pernah bertemu.
Rusia, setelah bertahun-tahun menekan Durov dan usaha teknologinya, telah bersatu di belakangnya, dengan Peskov minggu ini mengatakan bahwa kasus yang menimpanya seharusnya tidak menjadi penganiayaan politik.
Moskow mencoba dan gagal memblokir Telegram, yang memiliki hampir 1 miliar pengguna, pada tahun 2018, dan telah menuntut platform tersebut untuk menyerahkan data di masa lalu, sesuatu yang Durov katakan dia tolak.
Kasus ini telah menjerumuskan hubungan Prancis-Rusia ke titik terendah, menurut Moskow, di mana beberapa tokoh pro-Kremlin menuduh Washington berada di balik penahanan Durov, sesuatu yang dibantah oleh Paris.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, Minggu, mengatakan bahwa Durov telah salah perhitungan dengan melarikan diri dari Rusia dan berpikir bahwa ia tidak akan pernah harus bekerja sama dengan dinas keamanan di luar negeri.
Medvedev menceritakan sebuah percakapan yang ia lakukan dengan Durov beberapa tahun yang lalu, di mana Medvedev mengatakan kepadanya bahwa jika ia tidak mau bekerja sama dengan lembaga penegak hukum, maka ia akan mendapat masalah di negara mana pun.
Medvedev, wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, mengatakan bahwa Durov ingin menjadi 'manusia dunia yang brilian yang hidup dengan sangat baik tanpa tanah air'."
"Dia salah perhitungan," kata Medvedev. "Untuk semua musuh bersama kita sekarang, dia adalah orang Rusia - dan karena itu tidak dapat diprediksi dan berbahaya."
"Durov akhirnya harus menyadari bahwa seseorang tak bisa memilih tanah airnya," kata Medvedev.
REUTERS
Pilihan Editor: Emmanuel Macron Tak Tahu dan Tak Campuri Penahanan CEO Telegram