TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan pada Ahad bahwa kelompoknya akan menilai dampak serangan roket dan drone terhadap sasaran militer Israel pada hari sebelumnya. Hal ini dilakukan sebelum menentukan apakah mereka akan melakukan serangan lebih lanjut untuk membalas dendam terhadap komandan mereka yang terbunuh, Fuad Shukr.
Pemimpin kelompok bersenjata Lebanon itu mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa mereka mampu melakukan serangan “sesuai rencana,”. Ini menyangkal pernyataan militer Israel bahwa serangan pendahuluan telah menghentikan serangan yang lebih luas oleh kelompok tersebut.
Nasrallah, berbicara sekitar 12 jam setelah baku tembak paling intens antara Hizbullah—yang didukung Iran— dan Israel sejak permusuhan terjadi bersamaan dengan perang di Gaza. Ia mengatakan bahwa kelompok tersebut sengaja menahan diri untuk tidak menargetkan warga sipil atau infrastruktur publik, termasuk Bandara Ben Gurion di Tel Aviv.
Dia mengatakan target utama kelompok itu adalah pangkalan intelijen militer sekitar 110 kilometer di dalam wilayah Israel – serangan terdalam yang pernah terjadi dan hanya 1,5 kilometer di utara Tel Aviv.
Nasrallah mengatakan kelompok itu akan menilai hasil operasi tersebut, yang merupakan pembalasan atas pembunuhan komandan tinggi Hizbullah Fuad Shukr oleh Israel di tepi Beirut bulan lalu.
“Jika hasilnya kurang, maka kami berhak merespons di lain waktu,” kata Nasrallah.
Pejuang Hizbullah telah berhasil meluncurkan lebih dari 300 roket Katyusha untuk mengalihkan perhatian pertahanan Iron Dome Israel sebelum mengirimkan drone penyerang, katanya.
Serangan tersebut termasuk drone yang ditembakkan dari Lembah Bekaa bagian timur, yang merupakan serangan pertama bagi kelompok tersebut, katanya. Tidak ada satupun drone atau peluncur roket yang rusak dalam serangan pendahuluan Israel, katanya.
Nasrallah mengatakan Hizbullah tidak merencanakan serangan yang lebih besar, khususnya menyangkal pernyataan militer Israel bahwa kelompok tersebut bermaksud menembakkan ribuan proyektil.
Namun, dia mengakui bahwa operasi tersebut ditunda karena beberapa alasan, termasuk apa yang dia sebut sebagai “mobilisasi” aset militer Israel dan Amerika di wilayah tersebut.
Pilihan Editor: Israel-Hizbullah Saling Tukar Pesan Usai Serangan Roket dan Drone, Ini Katanya
REUTERS