TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam wawancara dengan wartawan India yang dibagikan di media sosialnya pada Minggu, 25 Agustus 2024, mengungkap negosiasi sedang berlangsung antara Arab Saudi, Qatar, Turki, dan Swiss mengenai KTT perdamaian yang kedua. Zelensky telah memberi tahu Perdana Menteri India Narendra Modi bahwa ia akan mendukung India menjadi tuan rumah KTT perdamaian berikutnya, karena Kyiv berharap menemukan tuan rumah di antara negara-negara di belahan bumi Selatan.
“Tetapi saya ingin jujur, dan ini berlaku tidak hanya untuk India, tetapi juga untuk negara mana pun yang akan bersikap positif untuk menjadi tuan rumah KTT kedua. Kami tidak akan dapat mengadakan KTT perdamaian di negara yang belum bergabung dengan komunike KTT perdamaian,” kata Zelensky, seperti dikutip Reuters.
Zelensky menambahkan ia telah membahas semua poin dari komunike dan pertemuan puncak perdamaian sebelumnya selama pertemuan dengan Modi pekan lalu. Modi bertandang ke Kyiv pada Jumat, 23 Agustus 2024, dalam kunjungan pertama ke Ukraina oleh seorang perdana menteri India sejak hubungan diplomatik keduanya terjalin 30 tahun lalu, dan sejak Ukraina merdeka pada 1991.
Perjalanan Modi ke Ukraina dilakukan beberapa pekan setelah kunjungannya ke Moskow, di mana ia menegur Presiden Rusia Vladimir Putin atas perang yang dimulai dengan invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. India tidak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, tetapi telah berulang kali mendesak Ukraina dan Rusia untuk menggunakan dialog dan diplomasi guna menyelesaikan perbedaan mereka. Para pemimpin Ukraina juga meminta bantuan India untuk membangun kembali ekonomi negara mereka yang dilanda perang.
Dalam pertemuan dengan Zelensky, Modi menegaskan kembali posisi India yang berfokus pada penyelesaian perang di Ukraina melalui dialog dan diplomasi. India sebelumnya telah menghadiri KTT Perdamaian Global di Ukraina, yang diadakan di Swiss, pada Juni 2024. Pihak Ukraina pun menyambut baik partisipasi India dan menyorot pentingnya partisipasi tingkat tinggi India dalam KTT berikutnya.
KTT pertama itu menghasilkan komunike bersama yang didukung lebih dari 80 negara, dari sekitar 100 negara dan organisasi internasional yang hadir. Pertemuan puncak tersebut diselenggarakan berdasarkan sepuluh poin formula perdamaian yang dicetuskan Zelensky, yang pertama kali ia sampaikan di hadapan para pemimpin dunia saat ia hadir secara virtual di KTT G20 yang digelar di Bali, Indonesia pada November 2022.
Akan tetapi, dokumen komunike akhir hanya mencakup tiga dari sepuluh poin tersebut karena beberapa negara beranggapan seluruh poin harus didiskusikan dengan Rusia yang saat itu tidak hadir di KTT. Tiga poin yang dibahas dan disetujui negara-negara usai KTT Perdamaian Global adalah keamanan nuklir, ketahanan pangan, dan pemulangan tawanan perang ke Ukraina. Indonesia termasuk salah satu negara yang belum menandatangani komunike tersebut, setelah saat itu hadir di KTT dalam tingkat duta besar, diwakili oleh Duta Besar RI untuk Swiss I Gede Ngurah Swajaya.
REUTERS | NDTV
Pilihan editor: Hamas Sebut Serangan Hizbullah Merupakan Tamparan bagi Israel
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini