TEMPO.CO, Jakarta - Boeing membuka lembaran baru dengan menunjuk Kelly Ortberg, mantan bos Rockwell Collins sebagai Chief Executive Officer (CEO). Boeing menugaskan veteran industri kedirgantaraan ini untuk membenahi perusahaan pesawat terbang yang sedang mengalami kesulitan.
Penunjukan ini dilakukan setelah pertimbangan alot dari Boeing yang mencoba menyelamatkan reputasinya dan menjawab pertanyaan seputar keselamatan setelah pesawat jet MAX 9 yang dioperasikan oleh Alaska Airlines yang mengalami ledakan panel di udara.
Dikutip dari Reuters, dengan itu, Ortberg akan memiliki daftar tugas yang panjang ketika ia keluar dari masa pensiun dan mulai bekerja pada 8 Agustus. Selain itu, ia berencana untuk berbasis di Seattle di mana jet Boeing 737 MAX dan 777 diproduksi.
CEO Southwest Airlines Bob Jordan, mengatakan bahwa perusahaannya berharap dapat bekerja sama dengan Kelly Ortberg untuk mengembalikan Boeing ke tempatnya sebagai perusahaan kedirgantaraan Amerika yang terkemuka.
Lebih lanjut, Tony Bancroft, manajer portofolio di Gabelli Funds, yang memegang saham Boeing juga menyebut Ortberg sebagai pilihan yang tepat. "Saya rasa Ortberg adalah pilihan yang tepat untuk menjadi CEO. Dia memiliki resume yang mengesankan dengan latar belakang teknik, yang sangat penting untuk beroperasi di lingkungan teknis yang kompleks," katanya.
Sebelumnya, orang dalam industri ini berharap Boeing akan mempekerjakan seseorang yang lebih muda, dengan harapan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membalikkan keadaan perusahaan. Namun, Ortberg berusia 64 tahun, dan Boeing mengatakan bahwa mereka membebaskan usia pensiun wajib 65 tahun seperti yang dilakukan untuk CEO Dave Calhoun, yang akan pergi setelah perombakan manajemen awal tahun ini.
Analis AeroDynamic Advisory, Kevin Michaels, yang pertama kali bertemu dengan Ortberg di Rockwell Collins pada 1996, mengatakan bahwa Ortberg masih terlihat muda dan energik, dan ia tidak melihat usianya sebagai penghalang untuk menduduki posisi puncak. "Kami semua mengira dia pensiun terlalu muda," kata Michaels.
Ortberg disebut-sebut telah mengalahkan CEO Boeing Commercial Airplanes Stephanie Pope dan Spirit AeroSystems, membuka peluang bagi bos baru dan mantan eksekutif Boeing, Pat Shanahan, untuk menduduki posisi tersebut.
Untuk diketahui, Boeing telah menghadapi tekanan dari para eksekutif industri dan anggota parlemen AS untuk memilih kepemimpinan baru dengan latar belakang teknik dan tanpa ikatan yang panjang dengan perusahaan.
Adapun saat ini fokus Ortberg adalah mengarahkan Boeing melewati rintangan keselamatan dan peraturan, sementara pembuat pesawat AS ini berusaha mengejar saingannya, Airbus, membuka lembaran baru. "Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, dan saya tidak sabar untuk memulai," kata Ortberg setelah ditunjuk sebagai CEO Boeing.
Terlepas dari kegagalan Alaska Airlines, pesawat ruang angkasa Boeing Starliner telah berlabuh di ISS sejak 6 Juni setelah mengangkut kru astronot pertamanya ke sana, setelah misi ujicobanya ditunda setelah serangkaian masalah yang melibatkan pendorong dan kebocoran helium.
Profil Kelly Ortberg
Kelly Ortberg adalah penduduk asli Dubuque, Iowa dan memiliki lebih dari tiga dekade pengalaman di industri kedirgantaraan. Dia memiliki gelar sarjana di bidang teknik mesin dari University of Iowa.
Ortberg memulai kariernya sebagai insinyur di perusahaan semi konduktor Texas Instruments, sebelum pindah ke pemasok elektronik pesawat terbang Rockwell Collins sebagai manajer program dan memegang peran kepemimpinan utama di perusahaan tersebut sebelum menjadi CEO pada 2013.
Dia memimpin penggabungan perusahaan dengan United Technologies dan RTX hingga pensiun pada 2021. Selama masa jabatannya di Rockwell Collins, Ortberg juga mengawasi program pengembangan perusahaan untuk Airbus A350 XWB, Boeing 787, dan Bombardier CSeries.
Lebih lanjut, Ortberg juga menjabat sebagai anggota dewan pemasok suku cadang otomotif Aptiv PLC, dan pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Gubernur Aerospace Industries Association (AIA).
NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI | REUTERS
Pilihan Editor: CEO Boeing Akui Kesalahan atas Jatuhnya Dua Pesawat 737 Max