TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin telah mengerahkan kapal selam rudal berpemandu ke Timur Tengah dan memerintahkan kelompok penyerang kapal induk USS Abraham Lincoln untuk berlayar lebih cepat ke kawasan tersebut, kata Departemen Pertahanan AS atau Pentagon pada Ahad, 11 Agustus 2024.
Langkah itu dilakukan ketika kawasan sedang bersiap menghadapi potensi serangan oleh Iran dan sekutunya ke Israel, setelah pembunuhan petinggi Hamas dan Hizbullah. Amerika Serikat dan sekutu lainnya mendorong Israel dan Hamas untuk segera mencapai kesepakatan gencatan senjata yang dapat membantu meredakan ketegangan.
Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan Austin telah memerintahkan kelompok penyerang kapal induk USS Abraham Lincoln untuk mempercepat pengerahannya ke wilayah tersebut.
“Menteri Austin menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk mengambil setiap langkah yang mungkin untuk membela Israel dan mencatat penguatan postur dan kemampuan kekuatan militer AS di seluruh Timur Tengah mengingat meningkatnya ketegangan regional,” kata pernyataan itu.
Austin mengeluarkan perintah tersebut setelah berbicara dengan timpalannya, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, yang mengatakan kepadanya bahwa persiapan militer Iran menunjukkan negara itu sedang bersiap untuk serangan skala besar terhadap Israel, kata wartawan Axios Barak Ravid di media sosial X, mengutip sumber yang mengetahui panggilan tersebut.
Militer AS sebelumnya telah mengatakan akan mengerahkan jet tempur tambahan dan kapal perang Angkatan Laut ke Timur Tengah, ketika Washington berupaya untuk memperkuat pertahanan Israel dan meningkatkan kehadirannya di wilayah tersebut.
Pemicu eskalasi ketegangan antara Iran dan Israel salah satunya adalah pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, yang tewas dalam sebuah serangan di Teheran, Iran pada 31 Juli 2024. Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut, namun Israel belum mengakui atau menyangkal perannya.
Iran mengatakan bahwa Amerika Serikat juga bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh karena dukungannya terhadap Israel.
Insiden itu terjadi sehari setelah pembunuhan Fuad Shukr, komandan militer senior kelompok Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran, oleh Israel dalam sebuah serangan di Beirut.
REUTERS | ARAB NEWS
Pilihan editor: Pulau St. Martin di Tengah Krisis Sheikh Hasina dan Bangladesh