TEMPO.CO, Jakarta - Tiga konser Taylor Swift di Wina minggu ini dibatalkan setelah pemerintah mengonfirmasi adanya rencana serangan di stadion. Pembatalan konser musik itu diumumkan oleh penyelenggara pada Rabu malam.
Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan tragedi dapat dicegah. "Berkat kerja sama intensif kepolisian kami dan DSN yang baru didirikan dengan dinas luar negeri, ancaman dapat diidentifikasi sejak dini, diatasi, dan tragedi dapat dicegah," kata Nehammer dalam sebuah unggahan di platform media sosial X. DSN adalah Direktorat Keamanan dan Intelijen Austria.
"Dengan konfirmasi dari pejabat pemerintah mengenai rencana serangan teroris di Stadion Ernst Happel, kami tidak punya pilihan selain membatalkan tiga pertunjukan yang dijadwalkan demi keselamatan semua orang," kata Barracuda.music dalam sebuah posting di Instagram, seraya menambahkan semua tiket akan secara otomatis dikembalikan dananya.
Polisi Austria pada hari Rabu menahan dua orang yang diduga merencanakan serangan terhadap konser, kata Direktur Jenderal Keamanan Publik Franz Ruf, pada konferensi pers Rabu malam.
"Selama penyelidikan kami, kami mengidentifikasi tindakan persiapan dan mencatat bahwa tersangka berusia 19 tahun itu berfokus pada konser Taylor Swift di Wina," kata Ruf.
Tersangka adalah seorang warga negara Austria yang telah berjanji setia kepada ISIS. Tersangka lainnya kemudian ditangkap di Wina.
Polisi menggeledah kediaman salah satu tersangka di Ternitz, Austria Hilir, dan memeriksa barang-barang dari rumah tersebut. Media lokal, mengutip sumber kepolisian, mengatakan tiga tersangka masih buron. Informasi tentang para tersangka berasal dari intelijen AS dan dikomunikasikan kepada pihak berwenang Austria.
Konser Swift dijadwalkan berlangsung di Stadion Ernst Happel, Wina, pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu sebagai bagian dari Tur Eras-nya yang sangat sukses. Penjual tiket pertunjukan di Austria mengatakan bahwa semua tiket akan dikembalikan dalam waktu 10 hari kerja.
Kementerian Dalam Negeri Austria mengatakan bahwa kedua tersangka telah menjadi radikal di internet dan membuat "persiapan untuk serangan teroris." Ruf mengatakan bahwa zat kimia disita dari rumah tersangka utama dan sedang dievaluasi. Ia tidak memberikan keterangan lebih rinci.
REUTERS | CBS NEWS
Pilihan editor: OKI Tuding Israel Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh