Arab Saudi yang menjadi tuan rumah pertemuan OKI juga mengatakan pembunuhan Haniyeh merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Iran. Wakil menteri luar negeri kerajaan, Waleed al-Khereiji, mengatakan negaranya menolak “segala pelanggaran kedaulatan negara atau campur tangan dalam urusan dalam negeri negara mana pun”.
Hamas dan Iran telah menyalahkan Israel atas pembunuhan Haniyeh di Teheran minggu lalu, tetapi pemerintah Israel belum mengonfirmasi atau membantah bertanggung jawab.
Iran telah berjanji untuk membalas, mengancam akan memberikan "hukuman keras" bagi Israel. Namun Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah menyerukan de-eskalasi.
Sementara itu media pro-zionis Jewish Chronicle menyatakan Ismail Haniyeh dibunuh oleh dua warga negara Iran anggota unit keamanan Ansar al-Mahdi dari Korps Garda Revolusi Islam yang direkrut oleh badan mata-mata Israel Mossad. Tuduhan itu dilansir oleh Anadolu pada Rabu 7 Agustus 2024.
Dua orang yang berasal dari kelompok yang bertugas untuk mengamankan tamu dan gedung tempat para tamu undangan menginap itu meletakkan sebuah alat peledak di bawah tempat tidur Haniyeh. "Iran sendiri menyadari hal ini setelah pembunuhan itu, ketika para penjaga terlihat dalam rekaman kamera keamanan pada hari pembunuhan itu bergerak diam-diam di lorong menuju kamar tempat Haniyeh berencana untuk tinggal, membuka pintu dengan kunci dan memasuki ruangan," kata laporan itu.
"Tiga menit kemudian para penjaga (yang masing-masing ditawari uang banyak serta relokasi langsung ke negara Eropa utara) terekam kamera dengan tenang meninggalkan ruangan, menuruni tangga menuju pintu masuk utama gedung, meninggalkan gedung, lalu masuk ke dalam mobil hitam,” sambung laporan tersebut.
Petugas parkir lalu mengidentifikasi mereka dan membuka gerbang tanpa bertanya apa pun dan satu jam kemudian mereka dievakuasi dari Iran oleh Mossad.
Konflik di Timur Tengah dikhawatirkan kian panas setelah pembunuhan pemimpin Hizbullah Fuad Shukr di Beirut dan kemungkinan tindakan pembalasan dari Iran menyusul pembunuhan Haniyeh. Eskalasi ini terjadi di tengah serangan dahsyat Israel di Jalur Gaza sejak serangan Hamas Oktober lalu meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Hampir 40.000 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 91.000 terluka, menurut otoritas kesehatan setempat. Setelah lebih dari 10 bulan perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
ANADOLU
Pilihan editor: Perusahaan Nat Rothschild di Batam Dikunjungi Prabowo, Simak 5 Serba-serbi Pengusaha Inggris Ini