TEMPO.CO, Jakarta - Seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun di Southport, Inggris, didakwa dalam kasus pembunuhan dan percobaan pembunuhan setelah diduga menikam tiga anak hingga tewas pada Senin pekan ini.
"Seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun dari Banks telah disangka dengan tuduhan pembunuhan terhadap Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), dan Alice Dasilva Aguiar (9) serta 10 tuduhan percobaan pembunuhan hingga kepemilikan benda tajam," kata polisi dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam.
Selain menewaskan tiga anak, penusukan itu juga melukai delapan anak lainnya dan dua orang dewasa; sebagian besar kini dalam kondisi kritis. Polisi mengatakan mereka tidak menganggapnya terkait dengan teror.
Karena alasan hukum, polisi tidak menyebutkan nama tersangka. Saat ini dia ditahan sebelum menjalani proses hukum di Pengadilan Magistrat Liverpool pada Kamis 1 Agustus 2024.
Polisi setempat menahan tiga orang dalam kerusuhan pada Rabu, menyusul penusukan maut di klub tari anak-anak di Southport, barat laut Inggris.
Botol-botol dilemparkan ke arah petugas polisi dan beberapa orang ditangkap pada rapat umum tersebut, yang menurut polisi dilakukan oleh para pendukung Liga Pertahanan Inggris (EDL) sayap kanan, yang dikatakan telah melakukan perjalanan dari luar daerah tersebut ke kota tepi laut dekat Liverpool.
Kelompok beranggotakan 100 orang menyerang polisi dan properti, melemparkan batu bata ke masjid dan membakar kendaraan serta benda-benda lainnya.
Polisi mengatakan 53 petugas terluka, setidaknya delapan di antaranya serius, dan mereka telah menangkap empat tersangka.
Kepala polisi Serena Kennedy mengatakan pasukannya "benar-benar berencana" untuk kemungkinan gangguan lebih lanjut di kota itu, namun hari Rabu berlalu dengan damai.
Di London, pengunjuk rasa bentrok dengan polisi setelah muncul laporan yang belum dikonfirmasi bahwa pelaku adalah seorang pengungsi.
Ribuan orang berkumpul di dekat kediaman perdana menteri di Downing Street, meneriakkan, “Selamatkan anak-anak kami”, “Kami ingin negara kami kembali” dan “Hentikan perahu”, serta nyanyian sepak bola Inggris.
Adegan kekerasan tersebut telah dikutuk secara luas, dan Starmer bersumpah bahwa mereka yang bertanggung jawab akan "menghadapi hukuman penuh".
Lebih dari 100 orang ditangkap karena kekerasan, penyerangan, dan pelanggaran aturan unjuk rasa. Beberapa dari mereka mengalami luka ringan.
Dewan Muslim Inggris (MCB) mengatakan reaksi Islamofobia dimulai dengan rumor palsu online yang dipicu oleh informasi yang salah dari situs berita Rusia, yang secara salah mengaitkan kejahatan tersebut dengan umat Islam.
“Pada saat terjadi tragedi, kehilangan, dan duka yang besar, kita harus berdiri teguh melawan kekuatan sinis berupa kebencian dan perpecahan,” kata Sekretaris Jenderal MCB Zara Mohammed.
Asisten kepala Polisi Merseyside Alex Goss mengatakan ada "banyak spekulasi dan hipotesis" tentang tersangka, dan bahwa "banyak orang yang tidak tinggal di" daerah setempat ikut serta dalam kekerasan pada Selasa malam.
Pilihan Editor: Inggris: Tiga orang tewas dalam penusukan di London
CNA | REUTERS