TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Senin, 22 Juli 2024, mengukuhkan statusnya sebagai yang terdepan dalam perlombaan untuk menggantikan Presiden Joe Biden sebagai calon dari Partai Demokrat untuk pemilihan presiden bulan November. Ia telah memenangkan gelombang dukungan dari para gubernur, pejabat terpilih, dan para pemimpin negara bagian.
Yang paling penting di antara dukungan tersebut adalah dukungan Biden untuk pencalonan dirinya, yang ia jelaskan dengan tegas pada Minggu, saat ia mengumumkan bahwa ia tidak akan lagi mencalonkan diri sebagai presiden dari partai tersebut, setelah berminggu-minggu mendapat tekanan untuk mengundurkan diri.
Harris masih harus secara resmi memenangkan pencalonan tersebut, kemungkinan besar pada Konvensi Nasional Partai Demokrat pada Agustus, dan tidak semua calon penantang potensial untuk pencalonan tersebut berada di belakangnya - sejauh ini, paling tidak, sejauh ini.
Namun, Harris yang berusia 59 tahun ini bisa saja menjadi wanita kulit hitam pertama yang memimpin sebuah partai besar untuk menjadi calon presiden, sehingga posisinya dalam isu-isu global utama menjadi sorotan.
Jadi, bagaimana sikap Harris terhadap masalah-masalah kebijakan luar negeri dan negara-negara besar?
Baca juga:
Sikap Harris terhadap Perang Israel di Gaza
Para analis memperkirakan bahwa Harris, jika terpilih, akan meneruskan pendekatan Biden terhadap perang Gaza: Dia telah berulang kali menjanjikan dukungan untuk keamanan dan pertahanan diri Israel, sambil mengungkapkan simpati untuk warga sipil Palestina di Gaza.
Harris telah membela hak Israel untuk mempertahankan diri. Pada Desember 2023, ia mengatakan dalam sebuah pengarahan, "Israel memiliki hak untuk membela diri. Dan kami [Biden dan Harris] akan tetap teguh pada keyakinan itu" dan "kami mendukung tujuan militer Israel yang sah untuk menghilangkan ancaman Hamas".
Minggu ini, Harris diperkirakan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam kunjungannya ke AS.
Pada saat yang sama, dalam pengarahan bulan Desember, dia mengatakan: "Ketika Israel mengejar tujuan militernya di Gaza, kami yakin Israel harus berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah."
Pada 4 Maret, Harris menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, dan menambahkan bahwa Israel perlu meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan di daerah kantong tersebut.
Pada 14 April, Harris memposting di X sehari setelah serangan Iran ke Israel, dengan mengatakan "Dukungan kami untuk keamanan Israel sangat kuat."