Bagaimana dengan perang Rusia-Ukraina?
Konsisten dengan sikap Biden, Harris sangat mendukung upaya pertahanan diri Ukraina melawan Rusia. Harris juga - seperti halnya Biden - merupakan pendukung NATO yang berkomitmen.
Pada Juni, ia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di KTT Perdamaian di Ukraina di Swiss.
"Agresi Rusia bukan hanya serangan terhadap kehidupan dan kebebasan rakyat Ukraina, namun juga serangan terhadap ketahanan pangan dan pasokan energi global," katanya pada pleno pembukaan KTT.
Pada KTT tersebut, Harris juga mengumumkan bahwa AS akan mengucurkan dana sebesar $1,5 milyar melalui Badan Pembangunan Internasional AS dan Departemen Luar Negeri AS untuk memperkuat sektor energi Ukraina.
Pada Konferensi Keamanan Munich di bulan Februari, ia menegur perang Rusia terhadap Ukraina dan menjanjikan penghormatan AS yang "sangat kuat" pada Pasal 5 NATO, di mana serangan terhadap salah satu anggota aliansi mengharuskan semua negara lain dalam kelompok tersebut untuk bergabung dalam konflik tersebut.
Bagaimana sikap Harris terhadap Cina?
Harris diharapkan tetap konsisten dengan kebijakan Biden tentang Cina - berfokus pada pembatasan pengaruh Cina, terutama di Asia.
Pada September, ia menghadiri KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di ibu kota Indonesia, Jakarta. Dalam KTT tersebut, ia menuduh Cina memaksakan klaim teritorialnya di Laut Cina Selatan yang disengketakan kepada negara-negara tetangganya yang lebih kecil. Biden juga menugaskan Harris untuk mengunjungi Jepang dan Korea Selatan, sekutu-sekutu utama di kawasan ini.
Selama debat wakil presiden pada 2020, ia mengkritik tarif impor Cina yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump, menuduh Partai Republik kalah dalam perang dagang dengan Cina dan akibatnya kehilangan ratusan ribu pekerjaan - meskipun beberapa analis mengatakan bahwa pekerjaan tersebut hilang karena COVID-19, bukan karena kebijakan Trump. Tarif-tarif ini sebagian besar tetap berlaku selama pemerintahan Biden.
Harris juga mendukung Taiwan, dan diperkirakan akan melanjutkan dukungannya jika ia menjadi presiden. Pada September 2022, ia berjanji "Kami akan terus mendukung pertahanan diri Taiwan, konsisten dengan kebijakan kami yang telah lama ada".