TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat disebut akan mulai mengirimkan rudal jarak jauh ke Jerman mulai 2026. Sumber yang hadir dalam KTT NATO pada Selasa, 9 Juli 2024, menyebut langkah itu untuk mengangkal ancaman dari Rusia terhadap Eropa. Jika rencana ini terwujud, maka Jerman akan menjadi negara sebagai penempatan senjata paling ampuh Amerika Serikat di Eropa untuk pertama kali sejak perang dunia II.
Keputusan menjadikan Jerman sebagai tempat untuk menempatkan senjata-senjata potensial Amerika Serikat akan menjadi peringatan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin. Pernyataan bersama Amerika Serikat – Jerman menyebut penempatan rudal-rudal jarak jauh yang episodic ini bagian dari persiapan jangka panjang untuk wilayah Eropa, yang nantinya akan ditempatkan pula SM-6 Tomohawk dan pengerahan senjata-senjata hypersonik dengan jarak tempuh yang lebih besar.
Jika rencana itu terwujud, maka itu sama dengan melanggar Pakta Intermediate-Range Nuclear Forces yang ditanda-tangai Amerika Serikat dengan Uni Soviet pada 1987, namun pakta itu runtuh pada 2019.
“Kami tidak dapat mengabaikan kemungkinan serangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah sekutu,” demikian bunyi komunike Amerika Serikat – Jeman yang dipublikasi pada Rabu, 10 Juli 2024. Komunike itu juga menjanjikan lebih banyak bantuan dikerahkan dari sekutu-sekutu untuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Sekutu-sekutu Ukraina berniat memberikan negara itu setidaknya 40 miliar euro (Rp702 triliun) sebagai bantuan militer yang akan mulai dikucurkan tahun depan, namun gagal mencapai komitmen multi-tahun yang diinginkan Sekjen NATO Jens Stoltenberg
Komunike Amerika Serikat – Jerman juga menekankan ada pendukung Rusia dalam perang Ukraina. Beijing terus-menerus memberikan tantangan sistemik pada keamanan Euro-Atlantic. Stoltenberg untuk pertama kali mengatakan pada wartawan 32 negara anggota NATO pertama kali menjuluki Cina punya diduga andil dalam perang Ukraina dan menyebutnya sebagai sebuah pesan penting.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Usai Kosongkan Kantor PKBI, Ini Rencana Kemenkes
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini