Dapatkah Palestina berpartisipasi penuh dalam sistem internasional?
Palestina telah duduk sebagai negara pengamat non-anggota di Majelis Umum PBB sejak tahun 2012, yang memungkinkan para delegasinya untuk berpidato di majelis tersebut.
Palestina juga mengukuhkan keanggotaannya di Mahkamah Pidana Internasional pada 2015 ketika setuju untuk menerima yurisdiksi mahkamah atas wilayahnya.
Dalam hal sistem keuangan internasional, akses Palestina masih terbatas.
Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), Otoritas Palestina (PA) tidak memiliki akses ke pasar modal internasional, yang berarti bahwa setiap kekurangan dalam anggarannya yang tidak dipenuhi oleh bantuan yang disalurkan melalui Israel harus dipenuhi oleh PA sendiri.
Gaza sepenuhnya bergantung pada bantuan.
Apa yang diperlukan untuk membuat Palestina terintegrasi secara penuh?
Satu-satunya negara yang dapat menentukan status kenegaraan Palestina adalah Israel sebagai negara yang mendudukinya.
Irlandia, Norwegia, Spanyol, dan 143 negara yang telah mengakui Palestina berharap bahwa tekanan internasional terhadap Israel akan membuatnya meninjau kembali komitmen yang dibuatnya dalam Perjanjian Oslo pada tahun 1990-an ketika mereka setuju untuk mengupayakan solusi dua negara.
Apa yang dilakukan Israel ketika mendengar hal ini?
Israel bereaksi keras terhadap keputusan dua negara Uni Eropa dan Norwegia, menuduh ketiganya "memberi imbalan kepada terorisme".
Israel segera menarik duta besarnya untuk Irlandia, Norwegia dan Spanyol.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, kemudian memanggil para duta besar ketiga negara tersebut ke sebuah pertemuan di mana mereka diperlihatkan rekaman penyerbuan yang dipimpin Hamas ke Israel pada tanggal 7 Oktober sebagai bukti mengapa pemerintah mereka seharusnya tidak mengakui Palestina.
Ketiga pemerintah telah mengutuk serangan yang dipimpin Hamas dan secara konsisten menyampaikan bahwa pengakuan mereka terhadap Palestina adalah untuk mencapai solusi damai di wilayah tersebut.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Israel Klaim Kebakaran di Tenda Pengungsi Rafah Bukan karena Senjatanya