Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Hiraukan Perintah ICJ, Israel Terus Menggempur Rafah di Gaza Selatan

image-gnews
Asap mengepul selama serangan udara Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 Mei 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Asap mengepul selama serangan udara Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 Mei 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Kriminal Internasional (ICJ) telah memerintahkan Israel untuk menghentikan serangan militernya di kota Rafah, Gaza selatan, pada Jumat, 24 Mei 2024.

Lembaga independen itu menyatakan bahwa situasi kemanusiaan di Rafah telah "semakin memburuk" sejak perintah sebelumnya, dan menggolongkan keadaan di sana sebagai "bencana." Kepala ICJ, Hakim Nawaz Salam, menyatakan bahwa situasi saat ini menimbulkan risiko kerugian yang tidak dapat diperbaiki terhadap hak-hak masyarakat di Gaza.

Selain itu, ICJ memerintahkan Israel untuk membuka perlintasan perbatasan Rafah dengan Mesir guna memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan dalam skala besar. Memastikan akses ke Gaza bagi penyelidik dan misi pencarian fakta, serta melaporkan kemajuannya kepada pengadilan dalam waktu satu bulan. Perintah ini dikeluarkan setelah Afrika Selatan mengajukan permintaan darurat agar ICJ memerintahkan Israel menghentikan serangannya di Rafah.

Pada Januari, Afrika Selatan secara resmi menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina dalam sidang di pengadilan PBB. Seorang pengacara dari Afrika Selatan dalam argumen pembukanya mengatakan bahwa perang terbaru ini adalah bagian dari penindasan Israel yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Israel dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan diperkirakan tidak akan mematuhi perintah ICJ.

Mengutip dari Reuters.com, Israel melanjutkan serangannya di Gaza untuk menumpas kelompok militan Islam Palestina Hamas meskipun ada perintah dari pengadilan tinggi PBB untuk menghentikan serangan di Gaza selatan. Dalam dua minggu terakhir, serangan Israel telah menghancurkan wilayah Rafah dan menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi secara paksa. Israel beralasan bahwa serangan ini bertujuan untuk menumpas pejuang Hamas yang bersembunyi di Rafah dan menyelamatkan sandera yang diyakini ditahan di wilayah tersebut, meskipun serangan ini memperburuk penderitaan warga sipil dan memicu kecaman internasional.

Di Gaza utara, pekerja medis Palestina melaporkan serangan udara baru oleh Israel yang menewaskan sedikitnya 17 orang. Salah satu warga, Abu Mohammad, mengatakan dia berlindung bersama keluarganya di sebuah sekolah ketika sebuah rudal Israel menghantam halaman sekolah tersebut. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami duduk dengan damai, lalu ada ledakan, sebuah rudal dari drone yang dikendalikan atau drone biasa, namun menimbulkan kerusakan besar,” katanya kepada Reuters. Dia mengatakan beberapa orang tewas, dan menambahkan: “Bahkan sekolah pun tidak aman lagi.”

Pada awal perang, Rafah menjadi tempat perlindungan bagi warga Gaza yang melarikan diri dari pertempuran di tempat lain, tetapi setelah Rafah juga menjadi sasaran, ratusan ribu warga Palestina terpaksa meninggalkan kota tersebut.

Israel menyatakan bahwa operasi di Rafah diperlukan untuk menyelesaikan misinya mengalahkan Hamas. Namun, ICJ memutuskan bahwa tujuan perang Israel melanggar hak-hak warga Palestina di bawah Konvensi Genosida. Para pejabat Israel merespons dengan sikap menantang, banyak di antaranya menuduh pengadilan membantu "teroris." Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menulis di media sosial bahwa Israel sedang berperang untuk mempertahankan eksistensinya dan menghentikan invasi ke Rafah sama dengan menuntut Israel untuk "lenyap." 

Keputusan ICJ pada hari Jumat bersifat mengikat, tetapi di masa lalu, keputusan pengadilan sering diabaikan karena tidak memiliki kewenangan untuk menegakkan hukum. Para pejabat Israel menyatakan bahwa perintah Pengadilan Dunia tidak mengesampingkan semua tindakan militer di wilayah tersebut.

SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | SITA PLANASARI | IDA ROSDALINA
Pilihan editor: Ratusan Truk Bantuan Kemanusiaan dari Mesir Masuk ke Gaza Lewat Kerem Shalom

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Unit 8200, Unit Rahasia Andalan Israel dalam Perang Siber

1 hari lalu

Ilustrasi kejahatan siber. (Antara/Pixabay)
Mengenal Unit 8200, Unit Rahasia Andalan Israel dalam Perang Siber

Unit 8200 dicurigai menjadi pelaku serangan ledakan pager di Lebanon yang menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai ribuan lainnya.


Fakta-fakta tentang Gelombang Ledakan Pager Maut di Lebanon

2 hari lalu

Pager dipajang di perusahaan Gold Apollo di New Taipei City, Taiwan, 18 September 2024. REUTERS/Ann Wang
Fakta-fakta tentang Gelombang Ledakan Pager Maut di Lebanon

Gelombang ledakan pager di Lebanon menewaskan sedikitnya 9 orang, termasuk para pejuang Hizbullah dan petugas medis.


AS: Israel Selipkan Bahan Peledak ke Pager Lebanon yang Diimpor dari Taiwan

2 hari lalu

Ilustrasi pager Gold Apollo (i0.wp.com)
AS: Israel Selipkan Bahan Peledak ke Pager Lebanon yang Diimpor dari Taiwan

Pejabat Amerika Serikat mengatakan militer Israel menyelipkan bahan peledak di pager buatan Taiwan untuk melakukan serangan massal di Lebanon


Pangeran Arab Saudi Salahkan Inggris yang Ciptakan Negara Israel

2 hari lalu

Pangeran Arab Saudi Salahkan Inggris yang Ciptakan Negara Israel

Pangeran Arab Saudi menuduh Inggris yang menciptakan negara Israel dan berandil besar menyebabkan perang di Gaza.


Jajak Pendapat Palestina: Dukungan terhadap Serangan 7 Oktober Menurun Jauh

2 hari lalu

Pemandangan menunjukkan rumah dan bangunan hancur akibat serangan Israel di Kota Gaza, 10 Oktober 2023. REUTERS/Mohammed Salem
Jajak Pendapat Palestina: Dukungan terhadap Serangan 7 Oktober Menurun Jauh

Untuk pertama kalinya dalam 11 bulan perang Israel, mayoritas warga Gaza tidak setuju dengan serangan 7 Oktober.


Gelombang Ledakan Pager, Lebih dari 1.000 orang, termasuk Anggota Hizbullah, Terluka

3 hari lalu

Orang-orang berkumpul di luar rumah sakit, saat ratusan anggota kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah, termasuk para pejuang dan petugas medis, terluka parah pada hari Selasa ketika pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak, menurut sumber keamanan, di Beirut, Lebanon 17 September 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
Gelombang Ledakan Pager, Lebih dari 1.000 orang, termasuk Anggota Hizbullah, Terluka

Beberapa bulan lalu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah meminta para pejuangnya berhenti menggunakan ponsel pintar.


Militer Israel Akhirnya Mengaku Serangannya Kemungkinan Menewaskan Tiga Sandera

3 hari lalu

Orang-orang mengambil bagian dalam demonstrasi menentang pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menyerukan pembebasan sandera di Gaza, di tengah konflik Israel-Hamas, di Tel Aviv, Israel, 7 September 2024. REUTERS/Florion Goga
Militer Israel Akhirnya Mengaku Serangannya Kemungkinan Menewaskan Tiga Sandera

Setelah berbulan-bulan membantah, militer Israel mengatakan kemungkinan besar tiga tawanan tewas akibat serangan mereka.


Perdana Menteri Yordania Mundur dari Jabatan Beberapa Hari Setelah Terpilih

4 hari lalu

Perdana Menteri Yordania Bisher al-Khasawneh. REUTERS/Mohamed Azakir
Perdana Menteri Yordania Mundur dari Jabatan Beberapa Hari Setelah Terpilih

PM Yordania mundur dari jabatannya hanya beberapa hari setelah diambil sumpah.


Eks Jenderal Israel Tuding Netanyahu Manfaatkan Perang Gaza untuk Tutupi Kasus Korupsi

4 hari lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers di Yerusalem, 2 September 2024. (Ohad Zwigenberg/Pool via REUTERS)
Eks Jenderal Israel Tuding Netanyahu Manfaatkan Perang Gaza untuk Tutupi Kasus Korupsi

PM Israel Benjamin Netanyahu disebut sengaja membiarkan perang di Gaza berlarut-larut untuk menutupi kasus korupsi yang menyeret dirinya.


Sekjen PBB: Apa yang Terjadi di Gaza Sama Sekali Tidak Dapat Diterima

8 hari lalu

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. REUTERS/Denis Balibouse
Sekjen PBB: Apa yang Terjadi di Gaza Sama Sekali Tidak Dapat Diterima

Sekjen PBB mengatakan tidak adanya akuntabilitas atas pembunuhan stafnya dan pekerja bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza tak bisa diterima.