TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei yang dilakukan Rating group pada November 2023 dan dipublikasi pada Minggu, 3 Desember 2023, menemukan sebanyak 44 persen warga Ukraina yang menjadi responden dalam survei ini ingin agar negaranya melakukan negosiasi dengan Rusia dan negara lainnya. Survei juga menemukan 48 persen responden menolak Kyev bernegosiasi dengan Moskow dan berkeras agar melanjutkan permusuhan ini hingga Ukraina mengambil kendali penuh teritorialnya yang hilang.
Hasil survei itu, mengindikasikan ada sebuah penurunan tajam dalam jumlah warga negara Ukraina yang mendukung pertempuran panjang dengan Moskow. Pada survei serupa yang dilakukan pada Juli dan Februari 2023, responden yang mendukung agar dilakukan negosiasi hanya 35 persen dan 60 persen mendukung konflik dilanjutkan.
Survei terakhir memperlihatkan kompromi sebagian besar didukung oleh responden yang berusia 18 tahun dan 35 tahun, yang tinggal di wilayah timur Ukraina. Sedangkan sebagaian besar mereka yang mendukung pertempuran dilanjutkan adalah responden berusia 36 dan 50 tahun serta tinggal di wilayah barat Ukraina.
Bloomberg pada akhir bulan lalu juga melakukan jajak pendapat serupa, di mana hasilnya banyak warga Ukraina yang meyakini konsesi teritorial ke Rusia adalah hal yang tidak dapat dihindari yang harus ditukar dengan perdamaian. Hasil jajak pendapat itu keluar setelah Kyev melancarkan serangan balasan pada musim panas, yang banyak digembar-gemborkan gagal membuahkan hasil.
Laporan terbaru yang disampaikan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu pada awal Desember 2023, mengungkap serangan balas dendam Kyev telah membuat 125 ribu tentara Ukraina gugur dan kehilangan lebih dari 16 ribu unit senjata berat.
Waswas saat ini meningkat di tingkat Pemerintah Ukraina kalau dukungan keuangan dan militer dari negara-negara Barat bisa cepat habis menyusul naiknya kekhawatiran konflik dan terpecahnya fokus pada perang Israel-Hamas di Gaza. Kendati begitu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berkeras Kyev tidak sudi menerima kompromi dari Rusia dan akan melanjutkan pertempuran hingga mereka bisa merebut kembali seluruh wilayah perbatasan. Bukan hanya itu, Zelensky juga secara sah melarang negosiasi dengan Moskow selama Presiden Rusia Vladimir Putin masih berkuasa.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Erdogan Yakin Benjamin Netanyahu Nanti Akan Didakwa Kejahatan Perang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini