TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin, 4 Desember 2023, memprediksi kalau Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada akhirnya akan menghadapi tuntutan kejahatan perang di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas penyerangan yang dilakukan ke Gaza. Erdogan juga mengutuk kelambanan sikap negara-negara Barat terhadap aksi militer Israel di Gaza yang terkepung tersebut.
Lebih dari 15.800 orang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan udara dan darat oleh Israel di Gaza. Serangan dilancarkan setelah Netanyahu bersumpah akan menumpas Hamas sebagai balasan serangan yang dilancarkan kelompok itu di wilayah perbatasan, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 240 orang.
Pada akhir pekan lalu, Hamas dan Israel telah melakukan gencatan senjata agar bantuan kemanusiaan internasional bisa masuk ke wilayah itu. Gencatan senjata tersebut, juga dimanfaatkan untuk membebaskan para sandera dan warga Palestina yang ditahan Israel. Namun perjanjian gencatan senjata singkat itu berakhir pada Jumat, 1 Desember 2023, saat Israel meningkatkan aksi militernya sekali lagi.
“Selain menjadi pelaku kejahatan perang, Netanyahu, yang seorang tukang jagal di Gaza saat ini, akan disidang sebagai tukang jagal di Gaza sama seperti persidangan Milosevic,” kata Erdogan, merujuk pada mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic, yang didakwa melakukan genosida dan kejahatan perang pada awal 2002 hingga kematiannya pada 2006.
Menurut Erdogan, orang-orang yang mencoba menghindari tanggung jawab atas kematian orang – orang tak berdosa dengan menggunakan Hamas sebagai kambing hitam, maka sama dengan orang yang tak punya rasa kemanusiaan. Dia pun menegur para pendukung Israel dari negara-negara Barat karena telah bersikap tutup mata dan tutup telinga atas kejadian-kejadian yang terjadi di Gaza. Sebaliknya, Erdogan menilai sekutu Israel dari negara-negara Barat pada dasarnya memberi dukungan untuk membunuh bayi.
Turki adalah negara anggota NATO. Tidak seperti kebanyakan negara anggota NATO lainnya, Turki tidak memasukkan Hamas dalam daftar organisasi teroris internasional.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Jurnalis dan Konten Kreator di Palestina Mulai Frustrasi Beritakan Kondisi Gaza
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini