TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan militer Israel menyuruh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meminta bahan bakar ke kelompok militan Palestina, Hamas. PBB yang beranggotakan 193 negara itu menyerukan agar ada suplai bahan bakar di Jalur Gaza yang semakin kekurangan listrik dan air bersih. Sindiran itu disampaikan pihak Israel pada Rabu, 25 Oktober 2023 melalui media sosial X.
Merespons pernyataan dari PBB yang mengatakan bahwa seluruh operasi di Gaza akan berhenti pada Rabu jika tak ada pasokan bahan bakar. Israel mengklaim bahwa ada tangki-tangki di Gaza yang menyimpan ratusan ribu liter bahan bakar.
“Tangki-tangki bahan bakar ini berada di dalam Gaza yang memiliki lebih dari 500.000 liter bahan bakar. Tanyakan pada Hamas apakah Anda bisa mendapatkannya,” kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF), seraya mengunggah citra satelit yang menunjukkan gambar 12 tangki.
IDF menanggapi peringatan dari Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), badan PBB untuk pengungsi Palestina. “Peringatan: Jika kami tidak segera mendapatkan bahan bakar, kami terpaksa menghentikan operasi kami di #JalurGaza mulai besok malam,” kata UNRWA pada Selasa malam, 24 Oktober 2023.
Sebelumnya, juru bicara IDF Avichay Adraee mengunggah citra satelit yang sama di akunnya pada Selasa, 24 Oktober 2023. Ia mengatakan bahwa gambar tersebut menunjukkan lebih dari setengah juta liter solar milik Hamas, “sementara Hamas terus mengklaim bahwa mereka tidak memiliki cukup bahan bakar untuk mendukung rumah sakit dan produksi pangan”.
Pada Selasa, 24 Oktober 2023, militer Israel menegaskan kembali bahwa mereka akan melarang masuknya bahan bakar untuk mencegah Hamas menggunakannya. Juru bicara IDF Daniel Hagari menuding Hamas mencuri bahan bakar dari UNRWA. “Bahan bakar tidak akan masuk ke Gaza. Hamas mengambil bahan bakar tersebut untuk infrastruktur militernya,” katanya.
Meskipun makanan, air, dan obat-obatan dalam jumlah terbatas dikirimkan ke Gaza sejak Sabtu, 21 Oktober 2023, tidak ada bahan bakar yang diizinkan masuk. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan pengiriman bantuan itu sebagai “setetes bantuan di lautan kebutuhan”.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN OCHA) mengatakan lebih dari sepertiga rumah sakit di Gaza dan hampir dua pertiga klinik layanan kesehatan utama ditutup karena kerusakan atau kekurangan bahan bakar.
Pejabat senior bantuan PBB Lynn Hastings mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa bahwa PBB mempunyai 400 ribu liter truk di Mesir yang siap dikirim ke Gaza dan dapat menyediakan bahan bakar untuk sekitar dua setengah hari.
Hastings mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa tidak ada bahan bakar akan membuat rumah sakit berhenti beroperasi. “Banyak orang meminum air tanah yang mengandung garam, sehingga meningkatkan risiko diare, kolera, dan masalah kesehatan lainnya. Kami mendesak Israel untuk mengembalikan pasokan air dan listrik ke tingkat sebelum konflik dan bekerja sama dengan kami untuk menemukan cara yang aman untuk membawa bahan bakar ke dalam Gaza,” katanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Selasa bahwa selain rumah sakit yang harus ditutup karena rusak dan diserang. “Enam rumah sakit di Jalur Gaza telah ditutup karena kekurangan bahan bakar”.
Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Bayt Lahiya, Gaza utara pun sempat mengalami mati listrik. “Sempat mati selama 5 jam karena memang genset sudah bekerja 2 minggu full, dan banyak kendala kerusakan kabel di RSI,” kata Fikri Rofiul Haq, seorang warga negara Indonesia yang menjadi relawan Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) di Gaza, saat dihubungi Tempo pada Selasa, 24 Oktober 2023.
Menurut MER-C Indonesia lewat akun Instagram-nya, RSI menggunakan daya dari solar panel yang terpasang di atas bangunan untuk menghemat bahan bakar pada malam hari. Namun, hal itu dikatakan hanya dapat menyalakan sebagian rumah sakit, sementara sebagian lainnya terpaksa beroperasi dalam kondisi gelap.
NABIILA AZZAHRA A. | REUTERS | TIMES OF ISRAEL
Pilihan Editor: Bertemu Macron, Presiden Palestina Minta Serangan Israel ke Gaza Dihentikan