TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Israel bentrok dengan sayap bersenjata dari kelompok Hamas, Palestina, Minggu, 8 Oktober, 24 jam setelah serangan kejutan Hamas terhadap Israel yang menewaskan sekitar 500 orang dalam satu hari kekerasan paling mematikan di Israel selama 50 tahun terakhir.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan bahwa para pejuangnya masih terlibat dalam bentrokan sengit di beberapa lokasi di Israel. Pernyataan Brigade Qassam mengatakan pertempuran terus berlanjut di beberapa daerah yang berbatasan dengan Jalur Gaza termasuk Ofakim, Sderot, Yad Mordechai, Kfar Azza, Be'eri, Yatid dan Kissufim.
Konflik semakin meluas, dengan tembakan dari Lebanon ke Israel utara, yang menurut kelompok bersenjata Hizbullah dilakukan “sebagai solidaritas” terhadap rakyat Palestina.
Pasukan Israel membalas dengan serangan artileri ke Lebanon dan serangan pesawat tak berawak terhadap pos Hizbullah di dekat perbatasan, kata militer. Tidak ada laporan mengenai korban jiwa.
Serangan terbesar ke Israel dalam beberapa dekade terakhir dapat melemahkan upaya yang didukung AS untuk membentuk keberpihakan keamanan regional yang dapat mengancam aspirasi Palestina untuk menjadi negara dan ambisi pendukung utama kelompok tersebut, Iran.
Pejuang Hamas memulai serangan mereka saat fajar pada Sabtu dengan rentetan roket besar-besaran ke Israel selatan, menutupi infiltrasi multi-cabang yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Gaza, jalur sempit yang menampung 2,3 juta warga Palestina ke Israel.
Pada Minggu, konflik menyebar, dan militer Israel melaporkan bahwa bom mortir ditembakkan dari Lebanon ke Israel utara. Pasukan Israel membalas dengan serangan artileri ke Lebanon.
Pejuang Hamas menewaskan sedikitnya 250 warga Israel dalam bentrokan sepanjang Sabtu hingga Minggu, dan melarikan diri kembali ke Gaza dengan puluhan sandera. Lebih dari 250 warga Gaza terbunuh ketika Israel membalas dengan salah satu hari serangan balasan yang paling menghancurkan.
“Kami akan melakukan pembalasan yang besar atas hari yang jahat ini,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Sabtu.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan operasi sedang berlangsung di delapan wilayah di sekitar Gaza pada Minggu, sementara TV Al Hadath mengutip Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 18 orang tewas dalam serangan Israel yang menargetkan dua rumah di distrik Beit Hanoun di Gaza.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan 20 anak termasuk di antara 256 warga sipil yang tewas. Hampir 1.800 orang terluka, kata mereka.
Eskalasi ini terjadi di tengah meningkatnya kekerasan antara Israel dan militan Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana otoritas Palestina menjalankan pemerintahan sendiri secara terbatas, dan ditentang oleh Hamas yang ingin Israel dihancurkan.
Tepi Barat telah menyaksikan peningkatan serangan Israel, serangan jalanan Palestina dan serangan oleh pemukim Yahudi di desa-desa Palestina. Kondisi warga Palestina semakin memburuk di bawah pemerintahan sayap kanan Netanyahu. Upaya perdamaian telah terhenti selama bertahun-tahun.
REUTERS
Pilihan Editor: Joe Biden Tawarkan Dukungan untuk Israel setelah Serangan Hamas