TEMPO.CO, Jakarta - Para tentara bayaran dari Grup Wagner menguasai jalan-jalan Rostov-on-Don, sebuah kota di Rusia berpenduduk lebih dari 1 juta orang. Kota ini lebih dekat dengan perbatasan Ukraina dibandingkan dengan Moskow.
Pemimpin Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengklaim telah merebut markas militer di Rostov yang berada di selatan Rusia. Di Kota Rostov, penduduk berseliweran, merekam dengan ponsel, saat pejuang Wagner dengan kendaraan lapis baja dan tank tempur besar mengambil posisi di pusat kota. Kota ini berfungsi sebagai pusat logistik belakang utama untuk seluruh pasukan invasi Rusia ke Ukraina.
Sumber keamanan Rusia mengatakan kepada Reuters bahwa pejuang Wagner juga telah merebut fasilitas militer di kota Voronezh, lebih jauh ke utara di jalan menuju Moskow. Gubernur setempat mengatakan operasi sedang dilakukan untuk memadamkan pemberontakan.
Di Moskow, keamanan di jalan-jalan ditingkatkan. Lapangan Merah diblokir oleh penghalang logam.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah bersumpah akan menumpas pemberontakan oleh Grup Wagner tersebut. "Ambisi berlebihan dan kepentingan pribadi telah menyebabkan pengkhianatan," kata Putin dalam pidato televisi. "Ini merupakan pukulan bagi Rusia, bagi rakyat kami. Tindakan kami untuk mempertahankan Tanah Air dari ancaman semacam itu akan sangat keras."
"Semua orang yang dengan sengaja melangkah di jalan pengkhianatan, yang mempersiapkan pemberontakan bersenjata, yang mengambil jalan pemerasan dan metode teroris, akan menderita hukuman yang tak terelakkan, akan bertanggung jawab baik kepada hukum maupun rakyat kita."
Prigozhin menantang pernyataan Putin. Dia menjawab bahwa dia dan orang-orangnya tidak berniat menyerahkan diri. "Presiden membuat kesalahan besar ketika berbicara tentang pengkhianatan. Kami adalah patriot tanah air kami, berjuang dan berjuang untuk itu," kata Prigozh dalam pesan audio. "Kami tidak ingin negara terus hidup dalam korupsi dan penipuan."
Dalam serangkaian pesan semalam, Prigozhin meminta Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan kepala staf umum Valery Gerasimov datang menemuinya di Rostov.
Sejumlah negara Barat mengatakan mengikuti dengan cermat situasi di Rusia. Menurut Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden telah diberi pengarahan. “Ini merupakan tantangan paling signifikan bagi negara Rusia belakangan ini,” kata kementerian pertahanan Inggris .
"Selama beberapa jam mendatang, kesetiaan pasukan keamanan Rusia, dan terutama Garda Nasional Rusia, akan menjadi kunci bagaimana krisis ini terjadi."
Prigozhin adalah mantan narapidana dan sekutu lama Putin. Ia memimpin pasukan swasta yang terdiri dari ribuan mantan tahanan yang direkrut dari penjara Rusia. Anak buahnya melakukan pertempuran paling sengit dalam perang Ukraina selama 16 bulan, termasuk pertempuran yang berlarut-larut untuk kota timur Bakhmut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Prigozhin balik menyerang Rusia. Dia menuduh para jenderal tidak kompeten dan menahan amunisi untuk para pejuangnya. Bulan ini, dia menentang perintah untuk menandatangani kontrak yang menempatkan pasukannya di bawah komando Kementerian Pertahanan.
REUTERS
Pilihan Editor: Pria Singapura Cekik Pemilik Rumah karena Sinyal Wifi Lemot