TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria di Singapura mencekik pemilik rumah karena marah akibat lambatnya sinyal WiFi di apartemennya. South China Morning Post (SCMP) seperti dilansir dari NDTV memberitakan bahwa pria itu diidentifikasi sebagai Li Xin. Ia pertama kali bertengkar dengan induk semangnya yang berusia 61 tahun pada Rabu. Saat itu dia mengeluarkan pisau, mengancam akan membunuh seluruh keluarganya dan kemudian mencoba mencekiknya.
Pelaku yang berusia 30 tahun itu mengaku bersalah atas satu tuduhan intimidasi kriminal. Dia dijerat dengan percobaan pembunuhan hingga menyebabkan luka dengan mencekik leher sang induk semang. Li bekerja sebagai pembantu rumah tangga hotel dan dijatuhi hukuman penjara lima bulan.
SCMP mengutip Wakil Jaksa Penuntut Umum (DPP) Ashley Poh yang mengatakan bahwa insiden itu terjadi pada 16 Mei 2023. Li sedang minum dan bermain game di ponselnya dan dilaporkan marah karena kecepatannya yang lambat.
Dia kemudian pergi ke kamar induk semang dan memintanya untuk keluar. Saat pertengkaran pecah, Li mengeluarkan pisau berukuran 14 sentimeter dan menarik wanita tua itu ke kamarnya. Li membanting korban ke tempat tidur. Warga negara China itu kemudian mulai mencekiknya.
Today Online mengatakan sang induk semang entah bagaimana bisa menenangkan pria itu. Pada saat itu, penyewa lain bernama Ji Zhaoliang dilaporkan menelepon Li. Sang induk semang berteriak untuk menanyakan mengapa Ji tidak kembali ke apartemen setelah bekerja dan menyuruhnya segera kembali.
Setelah menelepon, Li menanggapi pertanyaannya tentang keterlambatan Ji dan berkata, "Karena saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan membunuh semua keluarga Anda dan Anda semua." Akhirnya, Ji turun tangan dan menghentikan Li yang sedang marah setelah dia kembali ke rumah.
Ketika dihadirkan di depan pengadilan, dia meminta hakim untuk meringankan hukuman karena tidak mengetahui hukum Singapura yang keras. Karena menyebabkan luka dengan cara dicekik, Li bisa dipenjara hingga tiga tahun atau didenda US$3.730, atau keduanya.
NDTV
Pilihan Editor: Serba-serbi PHK Grab Singapura yang Rumahkan 1.000 Karyawan, Terbesar Sejak Pandemi