Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berpose dengan Fans yang Kibarkan Bendera Rusia, Ayah Novak Djokovic Diprotes Ukraina

Reporter

image-gnews
Ayah Novak Djokovic, Srdjan, tampak dalam video di samping suporter pemegang bendera Rusia yang dilarang saat Australia Terbuka di Melbourne Park. Abc.net.au
Ayah Novak Djokovic, Srdjan, tampak dalam video di samping suporter pemegang bendera Rusia yang dilarang saat Australia Terbuka di Melbourne Park. Abc.net.au
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Ukraina untuk Australia dan Selandia Baru, Vasyl Myroshnychenko memprotes keras ayah petenis Serbia, Novak Djokovic, pada Kamis 26 Januari 2023. Seperti dilansir Fox News, hal ini lantaran Srdjan Djokovic terekam berpose dengan sejumlah fans asal Rusia di luar arena Australia Open 2023. Para fans ini mengibarkan bendera Rusia yang dilarang oleh penyelenggara.

Baca juga: Bendera Rusia dan Belarusia Dilarang Masuk Arena Australia Open 2023

Dia mengatakan di Twitter bahwa insiden terbaru itu memalukan. “Ini paket lengkap. Di antara bendera Serbia, ada: bendera Rusia, Putin, simbol-Z, yang disebut bendera Republik Rakyat Donetsk,” tweet Myroshnychenko dengan tautan ke video. Sungguh memalukan... @TennisAustralia @AustralianOpen."

Komentar diplomat itu muncul sehari setelah petenis Serbia itu baru saja membukukan tempatnya di semifinal turnamen dengan mengalahkan lawan, asal Rusia Andrey Rublev di Rod Laver Arena.

Setelah pertandingan, sekelompok penggemar mengibarkan bendera Rusia di dekat stadion, termasuk yang menampilkan wajah Presiden Vladimir Putin, serta meneriakkan slogan-slogan pro-Rusia.

Dalam rekaman yang diunggah ke akun YouTube Australia pro-Rusia, Srdjan Djokovic terlihat berdiri di samping seorang pria yang memegang bendera Rusia dengan wajah Presiden Vladimir Putin dan mengenakan simbol "Z" pro-perang yang terkait dengan dukungan invasi Ukraina. Judulnya: "Ayah Novak Djokovic membuat pernyataan politik yang berani."

Dalam rekaman itu, Srdjan Djokovic disambut hangat oleh kelompok pengunjuk rasa pro-Rusia - empat di antaranya sebelumnya diusir dari Melbourne Park oleh polisi setelah dikabarkan mengancam keamanan.

Sebelum meninggalkan mereka, Djokovic Sr tampak mengucapkan “zivejli Russiyani”. iveli berarti 'sorak-sorai' dalam bahasa Serbia dan berasal dari ungkapan yang berharap 'panjang umur', dengan Russiyani mengacu pada orang Rusia. Oleh karena itu, laporan menerjemahkan frasa lengkap tersebut menjadi "panjang umur orang Rusia".

Penonton dilarang mengibarkan bendera Rusia atau Belarusia dalam pertandingan Grand Slam di Benua Kanguru, setelah Myroshnychenko, menuntut tindakan ketika mereka terlihat di antara penonton pekan lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang juru bicara kepolisian Victoria mengatakan keempat orang itu dikeluarkan dari turnamen karena memperlihatkan "bendera dan simbol yang tidak pantas dan mengancam penjaga keamanan". Polisi dipanggil dan mereka dikeluarkan dari Melbourne Park.

"Para pemain dan tim mereka telah diberi pengarahan dan diingatkan tentang kebijakan acara mengenai bendera dan simbol dan untuk menghindari situasi apa pun yang berpotensi mengganggu," kata Tennis Australia dalam sebuah pernyataan. “Kami terus bekerja sama dengan keamanan acara dan lembaga penegak hukum.”

Pada 17 Januari, hari kedua Australia Terbuka 2023, bendera dari Rusia dan Belarusia dilarang masuk Melbourne Park setelah dibawa ke tribun oleh penonton sehari sebelumnya. Biasanya, bendera dapat ditampilkan selama pertandingan di Melbourne Park. Namun, Tennis Australia membalikkan kebijakan itu untuk kedua negara yang terlibat dalam invasi Ukraina yang dimulai hampir setahun lalu, dengan mengatakan bahwa bendera tersebut menyebabkan gangguan.

Baca juga: Invasi ke Ukraina, Atlet Tenis Rusia Tak Bisa Bertanding di Wimbledon

AL JAZEERA | FOX NEWS

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Iran Bantah Pasok Rudal Balistik ke Rusia untuk Bantu Konflik di Ukraina

1 hari lalu

Kendaraan militer Rusia, termasuk sistem rudal balistik antarbenua Yars, melaju di sepanjang jalan sebelum latihan parade, yang menandai peringatan kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, di Moskow, Rusia, 5 Mei 2024. REUTERS/ Shamil Zhumatov
Iran Bantah Pasok Rudal Balistik ke Rusia untuk Bantu Konflik di Ukraina

Iran membantah laporan memasok rudal balistik kepada Rusia dalam konflik dengan Ukraina


Top 3 Dunia: Kegiatan Paus Fransiskus di Papua Nugini

1 hari lalu

Paus Fransiskus bertemu dengan Gubernur Jenderal Papua Nugini, pejabat pemerintah, duta besar, kelompok sipil di Apec House, Papua Nugini, Sabtu, 7 September 2024. Foto: Biro Pers Vatikan.
Top 3 Dunia: Kegiatan Paus Fransiskus di Papua Nugini

Top 3 dunia masih didominasi berita soal Paus Fransiskus yang sekarang berada di Papua Nugini.


Belarusia Tangkap Warga Jepang atas Tuduhan Mata-mata

3 hari lalu

Ilustrasi mata-mata.
Belarusia Tangkap Warga Jepang atas Tuduhan Mata-mata

Agen intelijen Jepang mengumpulkan informasi rahasia, klaim media Belarusia


Senat AS akan Selidiki Penggunaan Semikonduktor Amerika pada Senjata Rusia

3 hari lalu

Sebuah rudal nuklir balistik antarbenua Yars ditembakkan selama pelatihan, dari kosmodrom Plesetsk di wilayah Arkhangelsk Utara, Rusia, 1 Maret 2024. Rusia memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia, yang diikuti Amerika Serikat. Kedua negara ini mengendalikan lebih dari 90 persen senjata nuklir dunia. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS
Senat AS akan Selidiki Penggunaan Semikonduktor Amerika pada Senjata Rusia

Senat Amerika Serikat akan mengadakan dengar pendapat mengenai penggunaan semikonduktor buatan Amerika dalam senjata Rusia


Andrii Sybiha Menjadi Menlu Ukraina Gantikan Dmytro Kuleba

3 hari lalu

Wakil Menteri Luar Negeri pertama Andrii Sybiha. REUTERS/Stringer
Andrii Sybiha Menjadi Menlu Ukraina Gantikan Dmytro Kuleba

Andrii Sybiha, calon menlu yang ditunjuk Presiden Volodymyr Zelensky diterima oleh parlemen Ukraina.


Pilpres AS, Putin Ternyata Dukung Kamala Harris Ketimbang Donald Trump

4 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala Republik Chechnya Ramzan Kadyrov mengunjungi Universitas Pasukan Khusus Rusia di Gudermes, Rusia 20 Agustus 2024. Sputnik/Vyacheslav Prokofyev/Pool via REUTERS
Pilpres AS, Putin Ternyata Dukung Kamala Harris Ketimbang Donald Trump

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan mendukung Kamala Harris dalam pemilihan presiden AS


Alasan Mongolia Ogah Tangkap Putin

4 hari lalu

Presiden Mongolia Elbegdorj Tsakhia (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin berfoto dengan anak kecil di Genghis Khan Square, Ulan Bator, Mongolia, 3 September 2014. (AP/Alexei Nikolsky)
Alasan Mongolia Ogah Tangkap Putin

Terungkap alasan Mongolia tidak menangkap Putin meski Pengadilan Kriminal Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan.


Menlu Ukraina Ajukan Pengunduran Diri dalam Perombakan Kabinet Terbesar

5 hari lalu

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berbicara selama konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Irak Fuad Hussein (tidak terlihat) di Baghdad, Irak 17 April 2023. REUTERS/Thaier Al-Sudani
Menlu Ukraina Ajukan Pengunduran Diri dalam Perombakan Kabinet Terbesar

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengajukan pengunduran dirinya bagian dari perombakan pemerintahan terbesar dalam perang 30 bulan


Rudal Rusia Tewaskan 50 Orang dalam Serangan ke Lembaga Militer Ukraina

5 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi supermarket yang rusak berat akibat serangan militer Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kostiantynivka, wilayah Donetsk, Ukraina 9 Agustus 2024. REUTERS/Stringer
Rudal Rusia Tewaskan 50 Orang dalam Serangan ke Lembaga Militer Ukraina

Sedikitnya 50 orang tewas dan 271 luka-luka ketika Rusia menyerang sebuah lembaga militer di Kota Poltava di pusat Ukraina dengan dua rudal balistik


Mengenal Mongolia, Bangsa yang Pernah Ditakuti sebagai Penakluk Dunia

5 hari lalu

Suasana aktivitas warga di Lapangan Sukhbaatar, Ulan Bator, Mongolia. Shutterstock
Mengenal Mongolia, Bangsa yang Pernah Ditakuti sebagai Penakluk Dunia

Mongolia menjadi sorotan dunia saat menyambut Presiden Rusia Vladimir Putin yang menjadi buronan ICC sebagai tamu di negaranya.