Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bendera Rusia dan Belarusia Dilarang Masuk Arena Australia Open 2023

Reporter

image-gnews
Petenis asal Spanyol, Rafael Nadal berjabat tangan dengan petenis asal Rusia, Daniil Medvedev setelah bertanding dalam Final Australia Terbuka di Melbourne Park, Melbourne, Australia, 30 Januari 2022. REUTERS/Asanka Brendon Ratnayake
Petenis asal Spanyol, Rafael Nadal berjabat tangan dengan petenis asal Rusia, Daniil Medvedev setelah bertanding dalam Final Australia Terbuka di Melbourne Park, Melbourne, Australia, 30 Januari 2022. REUTERS/Asanka Brendon Ratnayake
Iklan

TEMPO.CO, JakartaBendera Rusia dan Belarusia telah dilarang masuk arena Melbourne Park selama penyelenggaran Australia Open 2023.

Baca juga: Invasi ke Ukraina, Atlet Tenis Rusia Tak Bisa Bertanding di Wimbledon

Seperti dilansir Reuters Selasa 17 Januari 2023, larangan ini dikeluarkan badan Tenis Australia setelah adanya keluhan dari duta besar Ukraina untuk negara tersebut.

Vasyl Myroshnychenko, duta besar Ukraina untuk Australia dan Selandia Baru, memposting gambar yang menunjukkan bendera Rusia tergantung di semak-semak di samping lapangan tempat rekan senegaranya Kateryna Baindl bertanding pada Senin lalu.

“Saya mengutuk keras pengibaran bendera Rusia selama pertandingan petenis Ukraina Kateryna Baindl di Australia Open hari ini,” tulisnya di Twitter. "Saya meminta Tennis Australia untuk segera menegakkan kebijakan 'bendera netral'."

Tennis Australia menanggapi pada Selasa dengan melarang bendera kedua negara."Bendera dari Rusia dan Belarusia dilarang di Australia Open," kata Tennis Australia dalam sebuah pernyataan.

Penonton awalnya diizinkan membawa bendera ke Melbourne Park dengan syarat tidak menimbulkan "gangguan". Tetapi penyelenggara membatalkan keputusan itu pada Selasa, setelah para penggemar mengibarkan bendera Rusia selama pertandingan antara Kateryna Baindl dari Ukraina dengan Kamilla Rakhimova dari Rusia.

“Larangan itu berlaku segera. Kami akan terus bekerja dengan para pemain dan penggemar kami untuk memastikan lingkungan terbaik untuk menikmati tenis.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penggemar Ukraina mengatakan mereka memanggil polisi dan keamanan ke pertandingan putaran pertama pada Senin, mengklaim pendukung Rusia "mengejek" Baindl.

"Ini sangat tidak aman, perang sedang berlangsung," kata seorang penggemar kepada surat kabar lokal The Age. "Ini lapangan kecil, orang-orangnya sangat dekat dengan para pemain, jadi ada unsur intimidasi yang saya rasakan."

Tetapi salah satu pria Rusia yang terlibat mengatakan kepada The Age bahwa kelompoknya hanya menyemangati petenis dari negara mereka. "Orang-orang dapat melihat itu sebagai hal yang menjengkelkan, tetapi kami hanya menjadi pendukung biasa. Tidak ada ejekan atau rasa tidak hormat."

Atlet Rusia dan Belarusia belum bisa bermain di bawah bendera negara mereka di beberapa cabang olahraga, termasuk tenis, sejak invasi Ukraina dimulai pada Februari tahun lalu. Meski pemain dari kedua negara berkompetisi di bawah bendera putih netral selama Australia Open, mereka sama sekali dilarang bermain di Wimbledon pada 2022.

Larangan itu muncul setelah petenis Ukraina Marta Kostyuk mengatakan dia tidak akan berjabat tangan dengan lawan dari Rusia dan Belarusia yang dia yakini tidak berbuat cukup untuk mengutuk invasi tersebut.

Baca juga: 

REUTERS | THE AGE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

11 jam lalu

Ilustrasi penumpang pesawat. Freepik.com/Standret
Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

Duta Besar Rusia untuk Israel Anatoly Viktorov mendesak warga negara Rusia yang ada di Israel agar angkat kaki dari sana menyusul naiknya ketegangan


Sukses di Rusia, CIA Perluas Perekrutan Informan ke Cina, Iran dan Korea Utara

23 jam lalu

Logo CIA. [www.the-parallax.com]
Sukses di Rusia, CIA Perluas Perekrutan Informan ke Cina, Iran dan Korea Utara

CIA meluncurkan upaya baru untuk merekrut informan di Cina, Iran, dan Korea Utara.


Mark Rutte Kunjungan Kerja Pertama Kali ke Ukraina sebagai Sekjen NATO

1 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disambut oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, dalam kunjungannya ke Eindhoven, Belanda, 20 Agustus 2023. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Mark Rutte Kunjungan Kerja Pertama Kali ke Ukraina sebagai Sekjen NATO

Mark Rutte dalam kunjungan kerjanya ke Ukraina rapat dengan Volodymyr Zelenksy membahas rencana kemenangan.


Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

1 hari lalu

Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

Rusia, Cina, Prancis, dan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya menyuarakan dukungan untuk Antonio Guterres dan mengecam keputusan Israel y


Rusia Klaim Masuk Negara Terdepan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

2 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatna. towardscience.com
Rusia Klaim Masuk Negara Terdepan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

Perdana Menteri Mikhail Mishustin mengklaim Rusia masuk negara-negara terdepan dalam mengembangkan kecerdasan buatan.


Australia Memuji Indonesia dalam Menangani Wabah Rabies

3 hari lalu

Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Administrasi Jakarta Selatan berkolaborasi dengan Kecamatan Tebet dan Kelurahan Kebon Baru menggelar vaksinasi rabies gratis khusus hewan peliharaan: kucing, anjing, musang, dan kera. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Australia Memuji Indonesia dalam Menangani Wabah Rabies

Australia memuji kepemimpinan Indonesia dalam memobilisasi layanan kesehatan manusia dan hewan untuk mengatasi wabah rabies.


Megawati ke Rusia Pesan Perdamaian dan Kerja Sama Ilmu Pengetahuan

4 hari lalu

Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri di Silk Road International University of Tourism and Cultural Heritage (IUTCH) Samarkand, Uzbekistan, Sabtu 21 September 2024. Dok. PDIP
Megawati ke Rusia Pesan Perdamaian dan Kerja Sama Ilmu Pengetahuan

Megawati Soekarnoputri memberikan kuliah umum di Universitas St. Petersburg, Rusia. Menyampaikan pesan perdamaian dan mengajak bertukar ilmu pengetahuan.


Deretan Negara yang Memiliki Senjata Nuklir Terbanyak

4 hari lalu

Rudal balistik antarbenua Hwasong-18 diluncurkan dari lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara pada 13 Juli 2023. Media pemerintah melaporkan, mengatakan senjata itu adalah inti dari kekuatan serangan nuklirnya dan peringatan bagi Amerika Serikat dan musuh lainnya. KCNA via REUTERS
Deretan Negara yang Memiliki Senjata Nuklir Terbanyak

Rusia memperingatkan Barat bahwa mereka bisa menggunakan senjata nuklir jika diserang. Selain Rusia, deretan negara yang memiliki senjata nuklir terbanyak.


Rusia Minta Israel Hentikan Pembunuhan Warga Palestina dengan Senjata AS

5 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Sumber: aa.com.tr
Rusia Minta Israel Hentikan Pembunuhan Warga Palestina dengan Senjata AS

Menlu Rusia meminta agar pembunuhan warga Palestina dengan senjata AS dihentikan oleh Israel. Hukuman kolektif massal tak bisa diterima.


Respons Kematian Hassan Nasrallah, Milisi Irak Serang Pelabuhan Israel

5 hari lalu

Tangkapan video ketika Kelompok Perlawanan Islam di Irak meluncurkan dua drone kamikaze ke Pelabuhan Eilat Israel pada 29 September 2024.
Respons Kematian Hassan Nasrallah, Milisi Irak Serang Pelabuhan Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak menyerang Pelabuhan Eilat, Israel sebagai respons atas pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah.