TEMPO.CO, Jakarta - Dua negara anggota NATO, Jerman dan Hungaria menolak menjatuhkan sanksi di bidang energi ke Rusia. Kanselir Jerman Olaf Scholz menjelaskan bahwa Eropa tidak dapat mengamankan pasokan energinya tanpa impor dari Rusia.
Anggota NATO lainnya mulai dari Uni Eropa, Amerika Serikat dan sekutu lainnya telah menerapkan sejumlah sanksi ke Rusia akibat melakukan operasi militer di Ukraina.
Dan Scholz mengatakan bahwa energi Rusia adalah penting penting bagi kehidupan umum sehari-hari warga Jerman.
Hal senada diungkapkan Menteri Keuangan Hungaria Mihaly Varga. Ia mengatakan bahwa negaranya tidak akan menjadi bagian dari sanksi apa pun terhadap energi Rusia.
Dalam sebuah video yang dibagikan di Facebook pada Senin, 7 Maret 2022, Varga juga menunjuk pada kerusakan substansial sanksi Rusia terhadap ekonomi Hongaria. “Mereka yang meminta perluasan sanksi, ingin rakyat Hungaria membayar harga perang,” katanya.
Adapun Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan belum memikirkan opsi sanksi energi terhadap Rusia. “Kami harus mempertimbangkan bagaimana tak tergantung lagi pada hidrokarbon Rusia, minyak dan gas Rusia. Semua orang sedang melakukan hal yang sama. Beberapa negara akan menemukannya lebih cepat dan lebih mudah daripada yang lain," ujarnya.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya akan menerapkan larangan impor minyak dari Rusia. Hal itu diterapkan guna menghukum Rusia yang sudah melakukan invasi ke Ukraina.
Baca: NATO Beri Lampu Hijau Anggotanya Kirim Jet Tempur ke Ukraina
CNN