TEMPO.CO, Jakarta - Pembawa acara talk show politik terkemuka Pakistan, Hamid Mir, diskors dari program regulernya di televisi Geo News pada Senin, setelah pekan lalu dia mengkritik militer karena perannya dalam penyensoran media.
Seorang juru bicara Geo tidak merinci apakah penangguhan Mir itu permanen, tetapi acaranya dipandu oleh pembawa acara pada hari Senin, dikutip dari Reuters, 1 Juni 2021.
Mir, yang selamat dari upaya pembunuhan pada 2014, adalah target terbaru dari tindakan keras media yang didukung militer yang dimulai menjelang pemilu Pakistan 2018 yang memenangkan Perdana Menteri Imran Khan.
Kritikus mengatakan tindakan keras itu adalah bagian dari kampanye untuk menekan oposisi Khan, dan membungkam suara-suara kritis di media untuk menopangnya sebagai anak didik militer. Militer maupun Khan menyangkal tuduhan itu.
"Memaksa pembawa acara talk show berita populer seperti Hamid Mir tidak mengudara setelah menyuarakan kritik terhadap militer Pakistan, dan menyatakan dukungannya untuk sesama jurnalis, hanya menggarisbawahi kurangnya kebebasan pers sebenarnya di Pakistan," kata Steven Butler, koordinator program Asia CPJ.
Pakistan Federal Union of Journalists (PFUJ) dan Amnesty International South Asia and Human Rights Commission of Pakistan (HRCP) juga mengecam apa yang terjadi terhadap Mir.
"Sensor, pelecehan, dan kekerasan fisik tidak boleh terjadi kepada jurnalis yang melakukan pekerjaan mereka," tegas Amnesty.
Seorang juru bicara Geo News TV mengatakan Mir tidak akan menjadi pembawa acara "untuk sementara" mulai Senin. Beberapa pejabat kelompok media itu, yang berbicara dengan sayarat anonim, mengatakan saluran televisinya berada di bawah tekanan kuat dari militer untuk memberhentikan Mir sejak kritik terakhirnya.
Militer tidak menanggapi permintaan komentar.
"Saya dilarang dua kali di masa lalu. Kehilangan pekerjaan dua kali. Bertahan dari upaya pembunuhan tetapi tidak bisa berhenti menyuarakan hak-hak yang diberikan dalam konstitusi," kata Mir, yang menjadi pembawa acara salah satu acara bincang-bincang politik berperingkat tertinggi di Geo News, bagian dari grup media terbesar di Pakistan.
"Kejadian semacam ini bukanlah hal baru buat saya," kata Mir.
Mir pernah ditembak beberapa kali dan terluka parah pada tahun 2014.
Saat berbicara dengan BBC, Mir menuduh istri dan putrinya telah diancam, sementara saudaranya telah dipanggil oleh Badan Investigasi Federal (FIA) dalam beberapa kasus lama, Dawn melaporkan.
"Kali ini saya siap untuk segala konsekuensi dan siap untuk melangkah sejauh mana pun karena mereka mengancam keluarga saya," kata Mir di Twitter.
Selama akhir pekan, Mir mengkritik militer selama protes yang diadakan terhadap serangan minggu lalu terhadap mantan produser berita TV, Asad Ali Toor, yang telah memproduksi video blog di saluran YouTube-nya, sering mempertanyakan peran tentara dalam politik. Toor mengatakan kepada polisi bahwa dia disiksa oleh tiga pria bersenjata yang masuk ke apartemennya, dan salah satu dari mereka memperkenalkan dirinya sebagai pejabat dari agen mata-mata Inter Services Intelligence (ISI).
Kementerian informasi Pakistan mengatakan ISI tidak terlibat dalam insiden itu.
Toor adalah kritikus kedua yang diserang dalam beberapa bulan terakhir setelah mantan jurnalis senior Absar Alam selamat dari luka tembak oleh pria bersenjata tak dikenal di ibu kota Islamabad, dan jurnalis lain, Matiullah Jan, diculik oleh pria bersenjata tak dikenal berseragam polisi tahun lalu.
Sejak penumpasan 2018, sekitar 3.000 personel media kehilangan pekerjaan di Pakistan, kata serikat pekerja jurnalis lokal.
Reporters Without Borders mengatakan Pakistan termasuk di antara lima tempat paling mematikan bagi jurnalis untuk bekerja.
Baca juga: Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
REUTERS | DAWN