Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer

Hamid Mir saat membawakan program di studi pada 2010.[Geo TV/Wikimedia]
Hamid Mir saat membawakan program di studi pada 2010.[Geo TV/Wikimedia]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pembawa acara talk show politik terkemuka Pakistan, Hamid Mir, diskors dari program regulernya di televisi Geo News pada Senin, setelah pekan lalu dia mengkritik militer karena perannya dalam penyensoran media.

Seorang juru bicara Geo tidak merinci apakah penangguhan Mir itu permanen, tetapi acaranya dipandu oleh pembawa acara pada hari Senin, dikutip dari Reuters, 1 Juni 2021.

Mir, yang selamat dari upaya pembunuhan pada 2014, adalah target terbaru dari tindakan keras media yang didukung militer yang dimulai menjelang pemilu Pakistan 2018 yang memenangkan Perdana Menteri Imran Khan.

Kritikus mengatakan tindakan keras itu adalah bagian dari kampanye untuk menekan oposisi Khan, dan membungkam suara-suara kritis di media untuk menopangnya sebagai anak didik militer. Militer maupun Khan menyangkal tuduhan itu.

"Memaksa pembawa acara talk show berita populer seperti Hamid Mir tidak mengudara setelah menyuarakan kritik terhadap militer Pakistan, dan menyatakan dukungannya untuk sesama jurnalis, hanya menggarisbawahi kurangnya kebebasan pers sebenarnya di Pakistan," kata Steven Butler, koordinator program Asia CPJ.

Pakistan Federal Union of Journalists (PFUJ) dan Amnesty International South Asia and Human Rights Commission of Pakistan (HRCP) juga mengecam apa yang terjadi terhadap Mir.

"Sensor, pelecehan, dan kekerasan fisik tidak boleh terjadi kepada jurnalis yang melakukan pekerjaan mereka," tegas Amnesty.

Seorang juru bicara Geo News TV mengatakan Mir tidak akan menjadi pembawa acara "untuk sementara" mulai Senin. Beberapa pejabat kelompok media itu, yang berbicara dengan sayarat anonim, mengatakan saluran televisinya berada di bawah tekanan kuat dari militer untuk memberhentikan Mir sejak kritik terakhirnya.

Militer tidak menanggapi permintaan komentar.

"Saya dilarang dua kali di masa lalu. Kehilangan pekerjaan dua kali. Bertahan dari upaya pembunuhan tetapi tidak bisa berhenti menyuarakan hak-hak yang diberikan dalam konstitusi," kata Mir, yang menjadi pembawa acara salah satu acara bincang-bincang politik berperingkat tertinggi di Geo News, bagian dari grup media terbesar di Pakistan.
"Kejadian semacam ini bukanlah hal baru buat saya," kata Mir.

Mir pernah ditembak beberapa kali dan terluka parah pada tahun 2014.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat berbicara dengan BBC, Mir menuduh istri dan putrinya telah diancam, sementara saudaranya telah dipanggil oleh Badan Investigasi Federal (FIA) dalam beberapa kasus lama, Dawn melaporkan.

"Kali ini saya siap untuk segala konsekuensi dan siap untuk melangkah sejauh mana pun karena mereka mengancam keluarga saya," kata Mir di Twitter.

Selama akhir pekan, Mir mengkritik militer selama protes yang diadakan terhadap serangan minggu lalu terhadap mantan produser berita TV, Asad Ali Toor, yang telah memproduksi video blog di saluran YouTube-nya, sering mempertanyakan peran tentara dalam politik. Toor mengatakan kepada polisi bahwa dia disiksa oleh tiga pria bersenjata yang masuk ke apartemennya, dan salah satu dari mereka memperkenalkan dirinya sebagai pejabat dari agen mata-mata Inter Services Intelligence (ISI).

Kementerian informasi Pakistan mengatakan ISI tidak terlibat dalam insiden itu.

Toor adalah kritikus kedua yang diserang dalam beberapa bulan terakhir setelah mantan jurnalis senior Absar Alam selamat dari luka tembak oleh pria bersenjata tak dikenal di ibu kota Islamabad, dan jurnalis lain, Matiullah Jan, diculik oleh pria bersenjata tak dikenal berseragam polisi tahun lalu.

Sejak penumpasan 2018, sekitar 3.000 personel media kehilangan pekerjaan di Pakistan, kata serikat pekerja jurnalis lokal.

Reporters Without Borders mengatakan Pakistan termasuk di antara lima tempat paling mematikan bagi jurnalis untuk bekerja.

Baca juga: Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

REUTERS | DAWN

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Mantan PM Imran Khan Dipanggil atas Serangan terhadap Gedung Militer Pakistan

9 hari lalu

Pemandangan sebuah rumah di daerah kanton, yang dibakar oleh para pendukung mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan selama protes terhadap penangkapannya, di Lahore, Pakistan 9 Mei 2023. REUTERS/Aun Jaffery.
Mantan PM Imran Khan Dipanggil atas Serangan terhadap Gedung Militer Pakistan

Mantan perdana menteri Imran Khan telah dipanggil oleh otoritas Pakistan atas serangan ke Gedung Jinnah pada 9 Mei lalu


Salju Longsor di Pakistan, 11 Orang Suku Nomaden Tewas Tertimbun

11 hari lalu

Tim penyelamat mendorong van kamar mayat melewati salju setelah longsoran salju menewaskan anggota suku nomaden, di Astore, Pakistan 27 Mei 2023 di layar ini ambil dari video. Departemen Informasi/Handout Gilgit-Baltistan melalui REUTERS
Salju Longsor di Pakistan, 11 Orang Suku Nomaden Tewas Tertimbun

Belasan suku nomaden di Pakistan tertimbun longsoran salju, sebanyak 11 di antaranya tewas. Perubahan iklim menyebabkan salju longsor.


AI Dalam Industri Jurnalistik, Praktisi Pers: Anggap sebagai Tools

15 hari lalu

Tempo mengulas ChatGPT dan pemanfaatannya di industri kreatif dalam rubrik Urban. Artikel jua adilengkapi dengan seluk-beluk ChatGPT dari sisi teknologi, serta contoh program komputer berbasis AI
AI Dalam Industri Jurnalistik, Praktisi Pers: Anggap sebagai Tools

Artificial intelligence atau AI dapat dimanfaatkan dalam segala bidang, termasuk jurnalistik. Ini hanya tools, paling penting media dan jurnalisnya.


Kebebasan Pers Terancam, Sekjen AJI: Pembatasan Berekspresi Mengorbankan Kepentingan Publik

15 hari lalu

Massa yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Forum Jurnalis Freelance melakukan aksi damai di depan Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, Jumat, 7 September 2018. Vonis ini dianggap ancaman bagi kebebasan pers dan kemunduran demokrasi di negara Myanmar. TEMPO/Muhammad Hidayat
Kebebasan Pers Terancam, Sekjen AJI: Pembatasan Berekspresi Mengorbankan Kepentingan Publik

Kebebasan berekspresi dan kebebasan pers merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pembatasan keduanya bisa mengorbankan kepentingan publik.


Kilicdaroglu Lelah Difitnah, Sebut Erdogan "Pembuat Video Palsu"

16 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menyapa para pendukungnya saat tiba untuk pertemuan di Istanbul, Turki, 18 Mei 2023. REUTERS/Umit Bektas
Kilicdaroglu Lelah Difitnah, Sebut Erdogan "Pembuat Video Palsu"

Situasi politik menjelang pemilu Turki putaran kedua kian panas, Erdogan menggunakan video rekayasa untuk menyerang lawannya.


Serbu Fasilitas Produksi Gas dan Minyak, Militan Islam di Pakistan Bunuh Enam Tentara

16 hari lalu

Bendera Pakistan. REUTERS/Faisal Mahmood
Serbu Fasilitas Produksi Gas dan Minyak, Militan Islam di Pakistan Bunuh Enam Tentara

Tidak ada pegawai MOL saat serangan berlangsung, tetapi enam anggota pasukan, termasuk tentara Pakistan dan kontraktor keamanan, tewas.


Hotel di Mekah Kebakaran, 8 Jamaah asal Pakistan Tewas

17 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
Hotel di Mekah Kebakaran, 8 Jamaah asal Pakistan Tewas

Sebuah hotel di Kota Suci Mekah kebakaran hingga menewaskan setidaknya delapan jamaah asal Pakistan


SK Trimurti Menteri Tenaga Kerja Pertama Indonesia, Ini Perjalanan Politiknya

17 hari lalu

SK Trimurti. Wikipedia
SK Trimurti Menteri Tenaga Kerja Pertama Indonesia, Ini Perjalanan Politiknya

SK Trimurti, wartawann yang menjadi menteri tenaga kerja wanita pertama di Indonesia. Saksi rapat BPUPKI dan kaum muda desak proklamasi segera.


Laporan Yayasan Tifa: Kekerasan terhadap Jurnalis di Level Mengkhawatirkan

19 hari lalu

Kelompok Jurnalis menunjukkan poster saat melakukan aksi terkait kekerasan terhadap Jurnalis di Taman Aspirasi, Jakarta, Kamis, 26 September 2019. Aksi tersebut dilakukan untuk meminta pertanggung jawaban kepada pelaku kekerasan dan perampasan alat kerja wartawan yang dilakukan oleh oknum Kepolisian. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Laporan Yayasan Tifa: Kekerasan terhadap Jurnalis di Level Mengkhawatirkan

Jumlah kasus kekerasan terhadap jurnalis per tahun masih di atas 40 kasus.


Kekerasan terhadap Jurnalis Meningkat, Berikut Adalah Ancaman Pelanggar Kebebasan Pers

19 hari lalu

Jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Surabaya berunjuk rasa di Surabaya, Jumat, 25 Januari 2019. Mereka menuntut Presiden Joko Widodo alias Jokowi mencabut kembali remisi untuk I Nyoman Susrama, terpidana kasus pembunuhan jurnalis Radar Bali bernama AA Gde Bagus Narendra Prabangsa. ANTARA/Didik Suhartono
Kekerasan terhadap Jurnalis Meningkat, Berikut Adalah Ancaman Pelanggar Kebebasan Pers

AJI mencatat bahwa terdapat 67 kasus kekerasan terhadap jurnalis pada akhir tahun 2022. Data ini menunjukkan bahwa terdapat kenaikan dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 43 kasus.