TEMPO.CO, - Pengusaha otomotif Elon Musk mengakui jika perusahaannya, Tesla, kurang memberikan ruang bagi pekerja dari kalangan minoritas seperti perempuan, orang berkulit hitam, dan kaum LGBTQ. Ia berjanji keadaan ini akan berubah pada tahun depan.
Berdasarkan laporan, jumlah karyawan kulit hitam yang menduduki jabatan kepala di perusahan Tesla di Amerika Serikat hanya sebesar 4 persen. "Kami tahu bahwa kami tidak mewakili kumpulan bakat mendalam dari kulit hitam dan Afrika-Amerika yang ada di Amerika Serikat di setiap level," kata Elon Musk dalam Laporan Dampak Keragaman, Kesetaraan, dan Inklusi seperti dikutip dari Reuters, Ahad, 6 Desember 2020.
Sementara untuk karyawan wanita yang mengisisi kursi kepemimpinan Tesla sebesar 17 persen. "Meskipun wanita secara historis kurang terwakili dalam industri teknologi dan otomotif, kami menyadari bahwa kami memiliki pekerjaan yang harus dilakukan di bidang ini," ucap Musk.
Tesla, yang berbasis di Palo Alto, California, mengatakan pihaknya berencana untuk meningkatkan perwakilan dari semua kelompok yang kurang terwakili tahun depan.
Pasalnya semua perusahaan yang terdaftar di Nasdaq diharuskan untuk mengikuti peraturan baru terkait keberagaman. Aturan tersebut mengharuskan sebagian besar perusahaan untuk memiliki dua direktur dari kelompok masyarakat yang berbeda. Satu dari kalangan wanita dan satu lagi dari kelompok minoritas yang kurang terwakili atau LGBTQ.
REUTERS
https://www.reuters.com/article/BigStory12/idUSKBN28F0C8