TEMPO.CO, - Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, berusaha memenuhi janjinya untuk menunjukkan kabinetnya ke depan penuh keragaman. Setidaknya hal ini terlihat dari komposisi tim transisi yang mayoritas diisi wanita dan orang-orang dengan kulit berwarna.
"Pemerintahan saya akan terlihat seperti Amerika. Bukan hanya staf saya (tapi juga) pemerintahan wakil presiden, anggota kabinet, hingga pejabat utama di Gedung Putih, dan pengadilan," kata Biden dalam salah satu kampanyenya seperti dikutip dari CNN, 16 November 2020.
Menurut data yang diperoleh CNN, 46 persen staf transisi dan 41 persen staf senior adalah orang kulit berwarna. Dari sisi gender, 52 persen staf transisi dan 53 persen staf senior seorang perempuan.
Langkah besar pertama Biden menuju keberagaman dalam pemerintahannya datang ketika dia memilih Kamala Harris sebagai calon wakil presiden. Harris merupakan wanita keturunan India. Usai dinyatakan memenangkan pemilu AS, Biden memilih seorang pria kulit putih yaitu penasihat lamanya Ron Klain sebagai kepala staf Gedung Putih.
Keragaman tim transisi Biden juga meluas ke dewan penasihatnya. Sekitar 43 persen adalah orang kulit berwarna dan 52 persen wanita. Sembilan dari 13 anggota dewan penasihat Covid-19 Biden adalah orang kulit berwarna dan lima anggotanya adalah wanita.
Pekan lalu, tim transisi mengumumkan tim peninjau. Tim tersebut terdiri dari sekitar 500 orang, lebih dari setengahnya adalah wanita. "Sekitar 40 persen dari tim mewakili komunitas yang secara historis kurang terwakili dalam pemerintah federal," kata seorang pejabat transisi, yang mencakup orang kulit berwarna, individu yang diidentifikasi sebagai LGBTQ dan orang dengan disabilitas.
CNN
https://edition.cnn.com/2020/11/15/politics/biden-transition-team-diversity/index.html