Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

SOROTAN: Rudal Patriot dan THAAD Amerika Saingi Rudal S-400 Rusia

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
THAAD merupakan sistem pertahanan udara paling canggih yang dikembangkan Amerika Serikat. rudal THAAD tidak menghancurkan rudal balistik hulu ledak, tapi dengan energi kinetik pada fase terminal.  U.S. Department of Defense, Missile Defense Agency.  U.S. Department of Defense, Missile Defense Agency/Handout via Reuters
THAAD merupakan sistem pertahanan udara paling canggih yang dikembangkan Amerika Serikat. rudal THAAD tidak menghancurkan rudal balistik hulu ledak, tapi dengan energi kinetik pada fase terminal. U.S. Department of Defense, Missile Defense Agency. U.S. Department of Defense, Missile Defense Agency/Handout via Reuters
Iklan

TEMPO.CO, Washington - Pemerintah Turki mengatakan kemampuan sistem rudal anti-serangan udara S-400 buatan Rusia melebihi kemampuan rudal sejenis buatan Amerika Serikat, yaitu rudal Patriot.

Baca juga: Amerika Minta India Batalkan Pembelian Sistem Anti-Rudal S-400

Turki dan AS merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Keduanya berselisih soal rencana pembelian S-400 oleh militer Turki, yang bakal tiba pada pekan depan.

AS merasa khawatir pembelian S-400 itu bisa membahayakan fitur siluman dari pesawat F-35 buatan Lockheed Martin, yang merupakan jet tempur generasi kelima atau mutakhir. Turki merupakan salah satu negara yang ikut dalam program pembuatan dan pembelian jet tempur itu.

Sebaliknya, Turki beranggapan sistem radar dari S-400 tidak membahayakan F-35.

Baca juga: Amerika Serikat Peringatkan India Jika Beli S-400 Rusia

AS telah menawarkan Turki untuk membeli sistem rudal Patrio buatan manufaktur Raytheon Co.

“Satu S-400 setara dengan tiga Patriot. Jika kondisinya sama dengan kesepakatan S-400, kami akan beli rudal Patriot. Tapi jika kondisinya tidak sama, maka kami harus memikirkan kepentingan kami,” kata Erdogan dalam wawancara dengan stasiun televisi S-400 seperti dilansir Yeni Safak mengutip Reuters pada Senin, 1 Juli 2019.

Sistem rudal S-400 merupakan andalan Rusia, yang telah dipesan oleh sejumlah negara lain seperti Cina, Qatar,  dan India. Sistem rudal ini memiliki empat jenis rudal canggih yang mampu mengejar target seperti jet tempur, drone hingga rudal musuh dengan jangkauan jarak dan ketinggian berbeda.

Baca juga: Kenapa Amerika Serikat Cemas Turki Beli S-400 Rusia?

Saat ini, Rusia mulai memproduksi sistem rudal baru yaitu S-500 Prometheus, yang tidak dijual ke negara lain.

Sedangkan rudal Patriot mulai digunakan oleh pasukan AS pada 2003 saat terjadi konflik Irak. Rudal ini memiliki jangkauan jarak jauh untuk semua cuaca dan mampu mencegat berbagai jenis rudal balistik, rudal jelajah dan jet tempur canggih.

Rudal Patriot digunakan  oleh banyak negara lain seperti Jerman, Yunani, Israel, Jepang, Kuwait, Belanda, Arab Saudi, Korea Selatan, Qatar, dan Uni Emirat Arab serta Taiwan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Pakar Sebut Alasan AS Takut S-400 karena Bisa Jatuhkan F-35

Rudal Patriot memiliki kemampuan menembak sasaran yang bergerak dengan kecepatan 8 kilometer per jam. Sedangkan rudal S-400 bisa menyasar target berkecepatan lebih tinggi yaitu 17 kilometer per jam.

Situs Defenseworld melansir rudal Patriot mampu menyerang 36 target sekaligus dengan radar melacak pergerakan 125 target pada saat yang sama.

Sedangkan S-400 mampu menyerang target dua kali lebih banyak yaitu 72 target dengan sistem radar bisa melacak pergerakan 160 target pada saat yang sama.

Rudal Patriot membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk peluncuran sedangkan rudal S-400 hanya butuh waktu 5 menit.

Baca juga: India Beli Rudal S-400 Canggih Rusia, Amerika Beri Sanksi

Selain itu, AS masih memiliki alternatif lain yaitu sistem rudal THAAD yaitu Terminal High Altitude Area Defense. Sistem ini telah dipasang di wilayah Korea Selatan, yang berbatasan dengan Korea Utara. Ini untuk mengantisipasi serangan rudal Korea Utara, yang sempat beberapa kali meluncurkan rudal balistik di kawasan Semenanjung Korea.

Rudal Patriot Amerika Serikat. Sumber: The National Interest

Rudal THAAD memiliki kemampuan canggih untuk mencegat rudal musuh, yang datang pada ketinggian sekitar 40-50 kilometer. Ini membuat rudal ini tidak cocok untuk mengejar jet tempur musuh, yang terbang pada ketinggian jauh lebih rendah. “Sistem rudal THAAD bukan seperti sistem pertahanan rudal S-400 ataupun Patriot,” begitu dilansir situs Defense World.

Mengutip seorang sumber di kalangan industri pertahan, situs ini melansir negara yang ingin bertahan dari serangan rudal balistik dan jet tempur canggih harus membeli rudal Patriot dan THAAD.

Sedangkan S-400 bisa melakukan dua fungsi ini bersamaan sehingga dianggap lebih efektif dan murah biayanya dari rudal buatan Amerika

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 jam lalu

Jet tempur Sukhoi Su-35 melaju di sepanjang lapangan terbang selama forum teknis militer internasional
Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih


Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

7 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan dengan anggota Dewan Keamanan melalui panggilan konferensi video di Moskow, Rusia, 9 September 2022. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS/File Photo
Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.


Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

15 jam lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

1 hari lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

1 hari lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

1 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

2 hari lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

2 hari lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

2 hari lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

2 hari lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024