TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga riset keuangan Standard & Poor (S&P) memperkirakan kerugian AS selama penutupan pemerintahan sebagian mencapai sedikitnya US$ 6 miliar (Rp 84,7 triliun), melebihi anggaran US$ 5,7 miliar (Rp 80,4 triliun) yang diajukan Donald Trump untuk tembok perbatasan Meksiko-AS.
Dikutip dari ABC News, 27 Januari 2019, cabang lembaga riset finansial Global Economics ini mencatat dalam laporannya "U.S. Government Shutdown Ends, But At What Cost", yang menerbitkan seberapa besar kerugian akibat penutupan pemerintahan.
Baca: Trump Menyerah, Penutupan Pemerintahan Berakhir
Pada Jumat kemarin, Donald Trump akhirnya menyerah dari Demokrat untuk mengakhiri penutupan pemerintahan, meskipun Trump sendiri menolak keputusannya sebagai kekalahan.
Sebelumnya S&P menaksir kerugian paling rendah ekonomi AS dari penutupan pemerintahan parsial adalah US$ 19 triliun. S&P juga mencatat ekonomi AS kehilangan US$ 1,2 miliar PDB setiap pekannya selama penutupan.
Pegawai federal yang memprotes penutupan pemerintahan.[ABC News]
"Di sini, baik biaya langsung, pada hilangnya produktivitas dari pekerja pemerintah yang cuti, dan biaya tidak langsung, dari hilangnya kegiatan ekonomi hingga bisnis di luar karena penutupan, diperkuat dengan setiap minggu pemerintah tetap ditutup," kata pernyataan S&P.
Baca: Penutupan Pemerintahan Berakhir, Trump Akan Nego Ulang Demokrat
"Kami memperkirakan bahwa biaya tidak langsung lainnya kemungkinan hanya tertunda, dengan bisnis pulih sebagian dari kerugian tersebut begitu pemerintah membuka kembali pintunya. Tetapi, dengan penutupan lima minggu, kami menduga bahwa lebih banyak kegiatan ekonomi yang secara tidak langsung terkait dengan pemerintah dapat telah langsung dibatalkan," tambah S&P.
Agen tersebut, seperti banyak pekerja pemerintah yang terkena dampak, menyatakan kehati-hatian tentang berakhirnya penutupan pemerintahan.
Baca: Strategi Nancy Pelosi Menekan Trump Akhiri Penutupan Pemerintah
"Meskipun pertempuran pendanaan ini telah berakhir, yang berikutnya dimulai dalam beberapa minggu, yang dapat mengurangi ekspektasi pertumbuhan jika bisnis dan pasar keuangan mulai berharap bahwa Kongres dan presiden akan mengulangi pengalaman itu lagi dan lagi," tulis pernyataan S&P soal dampak penutupan pemerintahan parsial.