TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat AS pada Selasa, 14 November 2023, meloloskan rancangan undang-undang belanja sementara yang akan mencegah penutupan pemerintahan, dengan dukungan luas dari anggota parlemen di kedua partai.
Undang-undang tersebut, yang akan memperluas pendanaan pemerintah hingga pertengahan Januari, kini diajukan ke Senat, di mana para pemimpin Partai Demokrat dan Republik telah menyuarakan dukungannya.
Untuk mencegah penutupan pemerintahan, Senat dan DPR AS yang dikuasai Partai Republik harus memberlakukan undang-undang yang dapat ditandatangani oleh Presiden Joe Biden sebelum pendanaan untuk lembaga-lembaga federal berakhir pada tengah malam pada Jumat.
Hasil pemungutan suara dengan hasil 336-95 merupakan kemenangan bagi Ketua DPR Mike Johnson, yang menghadapi tentangan dari beberapa rekannya dari Partai Republik, dalam pemungutan suara pertama dalam masa jabatannya.
Johnson terpilih untuk jabatan tersebut kurang dari tiga minggu yang lalu, setelah berminggu-minggu kekacauan yang menyebabkan majelis tersebut tidak memiliki pemimpin. Dengan mayoritas tipis 221-213, ia mampu kehilangan tidak lebih dari tiga suara Partai Republik atas undang-undang yang ditentang oleh Partai Demokrat.
Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, seorang Demokrat, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam setelah pemungutan suara bahwa dia senang RUU itu disahkan “dengan pemungutan suara bipartisan yang kuat,” dan menambahkan bahwa dia akan bekerja sama dengan mitranya di Senat dari Partai Republik, Mitch McConnell, untuk meloloskannya. itu "sesegera mungkin."
RUU belanja sementara ini akan memperluas pendanaan pemerintah pada tingkat saat ini hingga 2024, sehingga memberikan lebih banyak waktu kepada anggota parlemen untuk menyusun rancangan anggaran belanja yang terperinci yang mencakup segala hal mulai dari militer hingga penelitian ilmiah.
Beberapa anggota Partai Republik di sayap kanan partai tersebut mengatakan mereka frustrasi karena pemotongan belanja besar-besaran dan langkah-langkah keamanan perbatasan yang mereka inginkan tidak dilakukan.
RUU tersebut disahkan dengan 209 suara dari Partai Demokrat dan 127 suara dari Partai Republik, sementara 93 suara dari Partai Republik dan dua suara dari Partai Demokrat menolaknya.