TEMPO.CO, Washington – Pemimpin organisasi tentara bayaran Academi, yang dulu bernama Blackwater, menawarkan pasukannya menjaga keamanan di Kota Manbij, Suriah, pasca penarikan pasukan Amerika Serikat.
Baca:
Erik Prince, yang merupakan bekas anggota pasukan NAVY SEAL, mengatakan pasukannya siap untuk menggantikan pasukan AS.
“Sejarah AS dipenuhi kerja sama antara publik dan swasta. Swasta bisa mengisi celah-celah, yang seharusnya tidak diisi militer karena biaya yang mahal," kata Prince dalam wawancara dengan Fox Business,” begitu dilansir media Independen dan Haaretz pada Jumat, 18 Januari 2019.
Baca:
Pernyataan Prince ini muncul sekitar sepekan setelah dua tentara AS dan dua kontraktor sipil dari negara itu tewas akibat serangan bom bunuh diri di Kota Manbij. Serangan ini diduga dilakukan oleh kelompok ISIS, yang telah kehilangan mayoritas wilayah yang pernah dikuasainya di Suriah dan Irak.
Menurut Prince, AS tidak memiliki kewajiban jangka panjang untuk tinggal di Suriah. Namun, dia juga mengaku tidak setuju untuk meninggalkan sekutu di sana. Prince mengacu kepada kelompok pasukan Kurdi yang mendominasi Syrian Democratic Forces, yang berhasil mengalahkan ISIS di Kota Manbij pada 2016.
Baca:
Prince mengatakan penggunaan tentara bayaran bisa membuat Trump tetap memenuhi janji untuk mengakhiri perang berkepanjangan dan tetap meninggalkan perlindungan di sana. Namun, Prince menduga masalah besar bakal datang dari Suriah dan Iran bukannya Turki.